Artikel

Artikel

Syarat Pengabulan Doa

Posted 23/11/2012 | 12:11

Selama hidupnya di dunia orang Kristen mem­punyai satu hak utama, yaitu hak memperoleh penga­bulan doa. Begitu Anda dilahirkan kembali, Anda dapat berdoa kepada Allah dan Allah mau mendengarkan doa Anda; itulah satu hak utama yang Allah karuniakan ke­pada Anda. Banyak syarat untuk beroleh pengabulan doa yang dapat kita jumpai dalam Alkitab. Tetapi di antaranya hanya beberapa saja yang merupakan syarat utama.

1. Harus Meminta

Setiap doa harus merupakan permintaan atau permohonan yang sesungguhnya di hadapan Allah. Meminta berarti menghendaki dengan tekun dan sungguh-sungguh. Anda harus memohon atau meminta, inilah arti mencari atau mengetuk pintu. Ketika Anda berdoa, Anda harus mengutarakan apa kekurangan Anda dan apa yang Anda inginkan. Janganlah seenaknya mengucapkan doa yang ”borongan”, lalu dikabulkan atau tidak, Anda tidak peduli.
Setiap orang yang baru percaya harus belajar satu pelajaran, ”berdoa”, dan harus berdoa dengan satu sasaran tertentu. ”Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa” (Yak. 4:2). Banyak orang berdoa, namun tidak ada yang diminta. Anda harus belajar berdoa dengan tekun dan khusus. Anda tahu apakah doa Anda dikabulkan atau tidak. Jika tidak demikian, Anda akan acuh tak acuh terhadap pengabulan Allah, dan tak dapat berdoa lagi bila menjumpai kesulitan di kemudian hari.

2. Jangan Salah Berdoa

Kita harus berdoa atau meminta di hadapan Allah, tetapi harus disertai syarat kedua, yakni jangan salah berdoa. ”Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa” (Yak. 4:3). Doa kita kepada Allah seharusnya hanya dikarenakan kita mempunyai keperluan yang sesungguhnya, jangan berdoa sembarangan, yakni tanpa alasan atau di luar batas keperluan. Memang kadangkala Allah mengaruniakan sesuatu kepada kita ”jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan” (Ef. 3:20). Ini adalah masalah lain. Salah berdoa berarti meminta sesuatu di luar kapasitas Anda, di luar kebutuhan Anda, atau di luar kekurangan Anda yang sesungguhnya. Setiap orang Kristen harus belajar berdoa dalam ruang lingkup yang wajar, jangan membuka mulut dengan sia-sia, yaitu berdoa di luar kebutuhan yang sesungguhnya.

3. Harus Menanggulangi Dosa

Adakalanya walaupun kita telah berdoa, dan tidak salah berdoa, namun Allah tetap tidak mengabulkan doa kita, apa sebabnya? Ini disebabkan ada suatu penghalang yang mendasar, yaitu ada dosa yang menyekat kita dengan Allah. ”Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar” (Mzm. 66:18). Bila seseorang dalam hatinya (perhatikan istilah “hati” ini) memperhatikan, menyayangi, atau menyimpan dosa yang jelas dan yang disadarinya, niscaya doanya mustahil Tuhan kabulkan. Dosa itulah rintangan besar yang menyebabkan Tuhan tidak mendengar doa kita. Dalam kitab Amsal 28:13 dikatakan, ”Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.”

4. Harus Percaya

Masih ada satu syarat lagi, yaitu harus percaya secara positif. Bila kita kurang percaya, doa kita akan tidak ada gunanya. Hal ini jelas sekali tercantum dalam Injil Markus 11, yaitu tiap doa harus beriman. Tuhan Yesus mengatakan, ”Apa saja yang kamu doakan dan minta, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mrk. 11:24). Ketika Anda berdoa, Anda harus percaya. Bila Anda percaya bahwa apa yang Anda doakan itu ”telah” Anda terima, maka Anda akan memperolehnya. Firman Tuhan di sini mengatakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Bukan percayalah bahwa kamu ”pasti akan” menerima, tetapi percayalah bahwa kamu ”telah” menerima. Apakah percaya itu?

a) Masalah Kekuatan Tuhan — Allah Dapat. Baca: Markus 9:21-22.

Masalah pertama yang harus diselesaikan ialah ke¬tidak-percayaan kita terhadap kekuatan Allah. Hati kita penuh dengan kecurigaan atau prasangka ketika meng¬hadapi kesulitan. Seolah-olah kekuatan kesulitan itu le¬bih besar daripada kekuatan Allah. Tetapi pada waktu sang ayah tadi meragukan kekuatan Allah, Tuhan mene-gurnya. Dalam Alkitab jarang sekali kita melihat Tuhan memutus perkataan orang seperti yang tercantum di sini. Jawab Tuhan, ”Jika Engkau dapat?” Di sini seolah-olah Tuhan menjadi marah. Ketika sang ayah itu ber¬kata, ”Jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami.” Tuhan segera menegurnya, maksud-Nya, ”Menga¬pa berkata, jika Engkau dapat? Apa itu, jika Engkau da¬pat?! Segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya! Ini bukan soal jika Engkau dapat, melainkan engkau percaya atau tidak. Mengapa engkau bertanya kepada¬Ku dapat atau tidak?” Karena itu, ketika kita berdoa, kita harus menengadah kepada-Nya sambil berkata, ”Tuhan, Engkau dapat!”

b) Masalah Kehendak Tuhan — Allah Mau. Baca: Markus 1:41.

Memang benar Allah dapat, tetapi bagaimanakah kita mengetahui bahwa Allah mau menyembuhkan kita? Kita tidak mengetahui kehendakNya. Jika Tuhan eng¬gan menyembuhkan kita, bagaimana jadinya? Mari kita melihat sebuah kisah lain. Dalam Markus 1:41 tercan¬tum perkataan demikian, ”Lalu tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Ia mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata kepadanya: Aku mau, jadilah engkau tahir.” Di sini kita melihat bukan masalah Allah dapat atau tidak, melainkan Allah mau atau tidak. Sekalipun ke¬kuatan Allah itu sangat besar, jika Allah enggan menyembuhkan, apakah gunanya bagi kita? Jika Allah tidak berniat menyembuhkan sakit kita, tak peduli betapa besar kekuatan-Nya, itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita. Jadi, masalah pertama yang harus dibereskan ialah ”Allah dapat”, sedang yang ke¬dua ialah ”Allah mau”. Orang yang sakit kusta berdoa kepada Tuhan, Tuhan mau mentahirkannya, masakan Tuhan tidak mau menyem¬buhkan sakit kita, masakan Tuhan tidak sudi mengabulkan doa kita? Maka kita dapat mengatakan, ”Allah dapat”, ”Allah mau”.

c) Masalah Perbuatan Tuhan — Allah Telah. Baca Markus 11:24

Apakah iman? Iman tidak hanya percaya bahwa Allah dapat dan Allah mau, tetapi juga percaya bahwa Allah telah melakukan, Allah telah menggenapkan. Jika Anda percaya bahwa Anda telah menerima, maka hal itu akan diberikan kepada Anda. Jika Allah memberi firman kepada Anda, dan Anda dapat percaya, yakin dan tahu bahwa Allah dapat, Allah mau, maka Anda dapat bersyukur kepada Allah dan berkata, ”Allah telah melakukan!” Justru dalam hal ini banyak orang yang bingung, sehingga doanya tidak dikabulkan, sebab ia terus mengharap-harapkan memperoleh pengabulan. Pengharapan ialah perkara yang akan datang, sedang percaya itu perkara yang telah berlalu. Maka ketika iman kita mencapai kesempurnaan, tidak saja kita dapat berkata, ”Allah dapat”, ”Allah mau”, bahkan ”Allah telah melakukan”.
Ada dua langkah yang perlu diperhatikan oleh saudara saudari yang baru percaya dalam permulaan berlatih berdoa. Pertama, berdoa dari belum ada janji sampai beroleh janji, atau berdoa dari belum ada firman Allah hingga beroleh firman Allah. Setiap doa, pada awalnya selalu memohon kepada Allah, dan berdoa terus-menerus, sekalipun memakan waktu tiga atau lima tahun lamanya, harus berdoa terus. Adakalanya doa kita baru lewat semenit saja, sudah dikabulkan Allah, tetapi ada juga yang belum dikabulkan walau sudah bertahun-tahun. Ini adalah periode berdoa atau memohon. Sedang langkah kedua ialah berdoa dari setelah beroleh janji sampai terwujudnya janji itu, atau dari setelah beroleh firman hingga terlaksananya firman itu. Inilah periode memuji. Dalam periode ini tidak seharusnya memohon lagi, melainkan harus memuji. Jadi tahap pertama ialah berdoa, tahap kedua ialah memuji Tuhan. Kalau pada tahap pertama kita berdoa dari tiada firman sampai menerima firman, maka pada tahap kedua kita berdoa dari memiliki firman hingga memuji-muji Tuhan, dan terus memuji sampai menerima apa yang kita doakan itu. Itulah rahasia berdoa.

5. Harus Terus Berdoa

Ada lagi satu butir dalam berdoa yang wajib diperhatikan, yaitu harus dilakukan secara terus-menerus, jangan berhenti. Dalam Injil Lukas 18:1 dikatakan, ”Harus selalu berdoa tanpa jemu-jemu.” Adakalanya doa harus dilakukan terus-menerus, sampai seolah-olah membuat Tuhan repot dan tidak dapat tidak mengabulkan doa kita. Ini juga merupakan satu iman lagi. Kata Tuhan, ”Jika Anak Manusia itu datang, apakah Ia akan mendapati iman di bumi?” (Luk. 18:8). Iman di sini walaupun tidak sama dengan yang disebut di depan, tetapi tidak bertentangan. Kalau Markus mengatakan harus berdoa sampai beroleh iman, maka di sini harus selalu berdoa tanpa jemu-jemu, yaitu percaya bahwa doa kita di hadapan Allah yang tak henti-hentinya ini pada suatu hari tidak dapat tidak Allah kabulkan. Beroleh janji atau tidak, tidak kuhiraukan, pokoknya aku ingin berdoa sampai Allah tidak dapat tidak mengabulkannya.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Seri Pembinaan Dasar, "Berdoa"




Fitur komentar ditutup.