Artikel

Artikel

Penerapan Paskah atas Kita

Posted 12/04/2014 | 12:04

Pembacaan Alkitab: Kel. 12:11-22; Mat. 17:20; Yoh. 15:5


Domba Paskah sangatlah menakjubkan, tetapi jika kita tidak mengerti bagaimana menerapkannya, domba itu akan tak begitu berarti di dalam pengalaman subyektif kita sehari-hari. Karena itu perhatian kita dalam berita ini ditujukan kepada pengalaman subyektif terhadap Kristus sebagai domba Paskah.

Keluaran 12:11 mengatakan, "Dan beginilah kamu memakannya: Pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi Tuhan." Ketika orang-orang Israel makan domba Paskah, mereka seperti seorang prajurit. Keluaran 12:51 mengatakan bahwa Tuhan membawa orang-orang Israel "keluar dari tanah Mesir, menurut pasukan mereka." Tak banyak orang Kristen hari ini yang menyadari bahwa mereka adalah tentara. Sebaliknya mereka berkonsep bahwa setiap orang Kristen yang percaya di dalam Tuhan Yesus suatu hari kelak akan ditaruh di dalam tandu dan diangkat ke sorga. Akan tetapi, menurut gambaran di dalam kitab Keluaran, mereka yang telah beroleh selamat melalui mengalami Paskah secara demikian, maka mereka akan menjadi laskar Allah. Menurut 12:11, orang-orang Israel makan dengan pinggang berikat. Hal itu menjadikan mereka siap untuk berperang.

Orang-orang Israel juga diberitahu supaya mengenakan sepatu pada kaki mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka bersiap-siap melakukan perjalanan. Di dalam suatu angkatan perang, semua tentara memerlukan sepatu yang memadai. Sebelum kita beroleh selamat, kaki kita tak bersepatu. Jika kita ingin berperang bagi Tuhan, kita memerlukan semacam sepatu yang tepat untuk kaki kita. Selanjutnya dalam 12:11 orang-orang Israel juga diberitahu supaya makan Paskah dengan tongkat di tangan mereka. Tongkat juga dipakai dalam menempuh perjalanan. Pada zaman kuno, ketika orang-orang menempuh perjalanan, mereka kebanyakan membawa tongkat. Ikat pinggang, sepatu, dan tongkat, hampir semuanya terpakai dalam perjalanan orang Israel. Perjalanan ini bukanlah suatu perjalanan aman tenteram, melainkan suatu perjalanan perang, paling tidak mereka harus berperang untuk bisa keluar dari Mesir.  

Syukur kepada Tuhan, banyak di antara kita yang memiliki pengalaman ini sewaktu beroleh selamat. Ketika kita mengambil keputusan akan menerima Kristus sebagai Juruselamata, kita sadar bahwa kita sedang siap-siap untuk menempuh suatu perjalanan jauh. Kita telah mengakhiri perjalanan kita yang lalu dan siap untuk memulai suatu perjalanan yang baru, menempuh suatu permulaan yang baru. Adakah Anda mempunyai pengalaman ini ketika Anda percaya Tuhan? Tidakkah Anda siap menempuh suatu perjalanan baru?

Keluaran 12:22 mengatakan: "Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu harus kamu sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu." Fakta bahwa darah domba Paskah disapukan pada ambang atas dan kedua tiang pintu berarti bahwa darah membuka jalan bagi kita untuk mencapai Kristus, yang dilambangkan oleh rumah. Haleluya, masuknya kita ke dalam Kristus digaransi oleh darah tebusan-Nya! Terpujilah Tuhan, karena kita mempunyai pintu gerbang yang telah diolesi dengan darah tebusan! Pintu ini terbuka bagi kita untuk kasih karunai Allah dengan segala apa adanya Dia serta semua yang Ia miliki bagi kita. Kemudian pintu ditutup terhadap semua hal negatif. Haleluya, kita berada di dalam rumah yang gerbangnya diolesi dengan darah!

Seikat hisop dipakai untuk menyapukan darah domba pada ambang atas dan tiang pintu. 1 Raja-raja 4:33 mengatakan bahwa di dalam kearifannya, Salomo bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu. Hisop adalah tanaman terkecil diantara banyak tanaman. Menurut wahyu di dalam Perjanjian Baru, benda yang kwantitasnya terkecil adalah iman kita (Mat. 17:20). Karenanya hisop, menunjukkan iman. Allah tidak menuntut iman kita sebesar pohon aras, karena tidak seorang pun diantara kita yang dapat memenuhi tuntutan seperti itu. Allah hanya meminta supaya kita mempunyai sedikit iman. Sekalipun iman kita kecil, kita tetap masih bisa menerapkan domba Paskah. Jika seorang berdosa berdoa: "Tuhan Yesus, terima kasih untuk wafat-Mu bagiku", maka ia akan diselamatkan. Dengan iman sekecil itu dapat menyelamatkan dia. Sebenarnya seseorang dapat diselamatkan hanya dengan berkata: "Tuhan, terima kasih.” inilah iman yang laksana Hisop yang tumbuh pada dinding batu. Dengan sedikit iman seperti ini darah Kristus diterapkan.

Orang-orang Israel diwajibkan tinggal di dalam rumah yang pintunya telah diolesi dengan darah; mereka tidak boleh keluar pintu rumahnya hingga pagi (Kel. 12:22). Masuknya kita ke dalam Kristus adalah melalui pintu yang telah diolesi darah. Ketika kita menggunakan hisop untuk mengoleskan darah pada pintu, kita bisa masuk ke dalam Kristus. Setelah kita masuk ke dalam Kristus, kita perlu tinggal di dalam Dia. Dalam Yohanes 15 Tuhan Yesus bersabda: "Tinggallah di dalam Aku".

Banyak orang yang percaya di dalam Kristus berada di dalam rumah pada saat pertobatan mereka. Tetapi tak lama setelah itu, menurut pengalaman praktis mereka sehari-hari, mereka keluar dari rumah. Kita masuk ke dalam Kristus ketika kita beroleh selamat. Tetapi ketika kita berusaha menyenangkan hati Allah oleh diri kita sendiri, kita keluar dari Allah. Kita tidak tinggal di dalam Dia. Ini merupakan pengalaman banyak orang diantara kita. Tetapi puji Tuhan, setelah kita datang ke dalam gereja, kita akan dibawa kembali ke dalam rumah melalui ministri Firman. Kita semua telah beroleh selamat di dalam Kristus. Tetapi seperti orang-orang Galatia, kita mencoba berjalan terus dengan terpisah dari Kristus. Kita perlu nampak bahwa kita ada di dalam Dia dan Dia di dalam kita. Selama kita tinggal di dalam Dia, Ia akan tinggal di dalam kita. Seperti yang Tuhan katakan dalam Yohanes 15: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." Di manakah Anda saat ini? Adakah Anda di dalam Kristus, ataukah Anda terpisah dari Kristus? Tuhan Yesus berkata bahwa di luar Dia kita tak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:5).

Darah penebusan memelihara kita di dalam Kristus. Kapan saja kita mencoba dengan tenaga kita sendiri melakukan sesuatu bagi Allah, kita melanggar prinsip penebusan. Prinsip penebusan yaitu kita tidak perlu melakukan sesuatupun selain daripada melatih hisop kita, iman kita, untuk menerapkan darah. Kapan hisop kita menerapkan darah pada pintu masuk, jalan untuk tinggal di dalam Kristus terbuka bagi kita. Baiklah kita tinggal di tempat penebusan, di rumah dengan pintu masuk yang telah diolesi dengan darah. Janganlah kita melakukan hal-hal yang menyebabkan kita keluar dari rumah. Bahkan seharusnyalah kita tinggal di dalam rumah di mana kita ikut serta di dalam Paskah.

Tahukah Anda apa yang diperbuat orang-orang Israel di dalam rumah? Mereka makan daging domba Paskah. Keluaran 12:14 menunjukkan bahwa mereka berpesta/berhari raya. Ayat ini menyatakan: "Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi Yehovah turun-temurun". Apakah artinya berhari raya bagi Tuhan? Itu berarti kita tinggal di dalam rumah dan menikmati serta mengambil bagian sepenuhnya di dalam domba. Dengan jalan seperti ini kita berhari raya atas domba itu. Ketika kita merayakan Kristus sebagai domba Paskah kita, Allah merasa senang, puas dan penuh nikmat. Kemudian Ia akan dapat berkata: "Hai Satan, lihatlah umat-Ku. Mereka diperlengkapi dengan merayakan domba Paskah. Karena mereka diperlengkapi seperti ini, mereka akan sanggup mengalahkan kamu."