Artikel

Artikel

Mendoakan Keinginan Allah bagi Keselamatan Manusia

Posted 07/04/2013 | 12:04

Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang (1 Timotius 2:1)

Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan yang penuh akan kebenaran (1 Timotius 2:3-4, Tl.)

PRINSIP INKARNASI

Walaupun Allah memiliki keinginan, hati untuk menyelamatkan orang-orang, tetapi Dia hanya dapat mencapai keinginan-Nya ini melalui prinsip inkarnasi. Ini berarti Dia tidak dapat menyelamatkan orang-orang secara langsung; Dia harus melakukannya melalui kita. Bahkan malaikat-malaikat pun tidak ditetapkan oleh Allah dengan tugas yang sedemikian untuk melaksanakan keinginan Allah. Tugas ini telah dipercayakan hanya kepada manusia. Untuk melaksanakan tugas ini, kita perlu berdoa. Menurut Kisah Para Rasul 10, baik Petrus maupun Kornelius sedang berdoa. Petrus sedang berdoa di ruang atas sebuah rumah dan Kornelius sedang berdoa di dalam rumahnya. Dari kedua sisi ini, doa naik ke takhta Allah untuk mewujudkan keinginan Allah. Melalui doa ini, Allah dapat menggenapkan keinginan-Nya untuk menyelamatkan orang yang belum percaya. Keluarga pertama dari bangsa yang tidak percaya Tuhan yang beroleh selamat adalah keluarga Kornelius. Contoh yang satu ini memperlihatkan bahwa doa kita sangat penting untuk mewujudkan keinginan Allah bagi keselamatan manusia.

KEHIDUPAN DOA YANG TEPAT UNTUK KEHIDUPAN GEREJA YANG TEPAT

Dalam 1 Timotius 2:1 Paulus mengatakan, "Karena itu, pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang." Bila kita ingin memiliki suatu hidup gereja yang tepat, pertama-tama kita harus memiliki kehidupan doa. Para pemuka, yaitu orang-orang yang melayankan firman dalam gereja, harus lebih dulu memiliki kehidupan doa yang sedemikian. Ministri doa adalah syarat mutlak bagi pengelolaan dan penggembalaan sebuah gereja lokal. Jadi, Paulus menasihatkan Timotius agar menaikkan permohonan, doa, syafaat, dan ucapan syukur bagi semua orang. Ini adalah perkataan pertama mengenai aspek positif hidup gereja yang Paulus ucapkan setelah membicarakan ekonomi Allah dan setelah menugaskan Timotius untuk memperjuangkan perjuangan yang baik untuk ekonomi Allah, Timotius harus lebih dulu memiliki kehidupan doa.

Prasyarat untuk memiliki hidup gereja yang tepat di dalam pemulihan Tuhan hari ini adalah memiliki kehidupan doa. Gereja yang tepat adalah gereja yang berdoa. Gereja yang tanpa doa sangat kasihan. Keadaan tanpa doa adalah suatu dosa. Semua hal di dalam pemulihan Tuhan harus penuh doa dan bersiaga melawan dosa dari keadaan tanpa doa ini. Para penatua dalam gereja-gereja harus menerima pesan Paulus, agar "pertama-tama" berdoa.

Bila kita mau menjadi Timotius, kita harus memprakarsai tidak berargumentasi, tidak bergosip, tidak mengkritik, tetapi berdoa. Kapan saja kita mendengar berita baik atau jelek mengenai gereja tertentu, kita harus berdoa. Jangan membahas situasinya, jangan bergosip tentang hal itu, dan jangan mengkritik. Cukup berdoa saja! Demikian pula bila Anda mendengar sesuatu mengenai orang kudus atau mengenai seorang penatua, berdoalah untuk orang itu. Syarat pertama untuk memiliki hidup gereja yang tepat adalah berdoa. Oh, kita semua perlu mempraktekkan ini! Bila kita melatih diri kita untuk memiliki kehidupan doa, gereja akan menjadi hidup dan terangkat. Jika ada orang-orang yang mau menjadi Timotius-Timotius hari ini untuk memprakarsai berdoa, yang lain akan mengikuti. Ini dapat diilustrasikan seperti cara sekawanan domba yang mengikuti beberapa ekor domba yang memimpin. Bila Anda sebagai Timotius, memprakarsai berdoa, saudara saudari dalam lokal Anda akan mengikutinya.

Bukannya banyak berbicara dan banyak bekerja, tetapi harus lebih banyak berdoa. Kalau Anda mendengar bahwa ada seorang beriman yang lemah atau menyimpang, jangan membicarakan orang itu dan jangan mengkritiknya. Lagi pula, jangan segera pergi menjenguknya. Sebagai gantinya, berdoalah baginya. Perlu atau tidak menjenguknya tergantung pada pimpinan Tuhan. Setelah Anda mendoakan hal itu, jika Tuhan memimpin Anda untuk menjenguknya, ikuti Tuhan dan jenguklah dia. Tetapi jangan melakukan sesuatu dengan gegabah. Bila Tuhan tidak memimpin Anda untuk menjenguk kaum saleh yang menyimpang, jangan menjenguknya seturut kemauan Anda sendiri. Dalam menjenguk kaum saleh pun kita bisa saja bertindak gegabah. Menjenguk kaum saleh yang menyimpang bisa merupakan dosa yang gegabah, jika dilakukan dalam diri kita yang terpisah dari doa dan pimpinan Tuhan. Tetapi bila melalui doa kita, Tuhan dengan tegas memimpin kita untuk menjenguk seseorang, penjengukan itu akan bermanfaat.

Kita juga harus berdoa bila kita mendengar tentang problem-problem di antara kaum saleh. Jangan beranggapan kita berpengalaman dan bersyarat untuk memecahkan masalah-masalah. Sikap seperti itu bukan hanya gegabah, tetapi juga penghujatan, karena menganggap diri sendiri sebagai Allah. Bila kita mengetahui tentang problem di antara saudara-saudara, bawalah masalah itu kepada Tuhan di dalam doa kita.

Dalam 1 Timotius 2:1 Paulus menyebutkan permohonan, doa, syafaat, dan ucapan syukur. Doa bersifat umum, berunsurkan penyembahan dan persekutuan. Permohonan bersifat khusus, ditujukan kepada keperluan tertentu. Kata Yunani yang diterjemahkan "syafaat" berarti secara pribadi menghampiri Allah dan mencurahkan seluruh isi hati, yaitu memperhatikan urusan orang lain di hadapan Allah untuk kepentingan mereka. Selain itu, kita harus mengucapkan syukur. Sering kali ketika mendengar berita baik tentang gereja, penatua, atau kaum saleh tertentu, kita memuji mereka, bukan bersyukur kepada Allah bagi mereka. Bila situasi dalam gereja tertentu baik, itu adalah karena Allah, bukan karena gerejanya. Demikian pula, jika ada seorang penatua atau umat saleh tertentu berbuat baik, itu juga adalah karena anugerah Allah. Karena itu, kita bukan memuji gereja atau seseorang, melainkan bersyukur kepada Allah.

Dalam menyebut permohonan, doa, syafaat, dan ucapan syukur, roh Paulus sangat dibebani mengenai pentingnya doa. Ia ingin anak-anak rohaninya berdoa. Semoga kita semua belajar pelajaran ini: cara untuk memiliki hidup gereja yang baik dan indah adalah berdoa. Ini sangatlah penting. Jika percakapan kita diganti dengan berdoa, gereja dalam lokal kita akan mengalami perubahan.

Dalam ayat 4 Paulus berkata bahwa Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan yang penuh akan kebenaran. Kita harus berdoa untuk semua orang karena Allah Juruselamat kita menghendaki semua orang diselamatkan. Doa kita dibutuhkan dalam mewujudkan keinginan Allah.

BERDOA DI SETIAP TEMPAT

Selanjutkan dalam 1 Timotius 2:8 Paulus berkata, "Karena itu, aku ingin, supaya di mana-mana laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan." Di gereja lokal, orang yang memegang pimpinan harus memiliki kehidupan doa, seperti yang dipesankan dalam ayat 1 dan 2. Melalui berdoa setiap waktu dan di setiap tempat, memberikan teladan dalam hal berdoa kepada semua anggota sehingga mereka bisa mengikutinya. Dalam Efesus 6 Paulus menyuruh kita berdoa setiap waktu, tetapi di sini ia menyuruh berdoa di setiap tempat. Walaupun mungkin sekali bagi kita untuk berdoa setiap waktu: pagi, siang, sore, dan malam, tetapi bisa jadi kita tidak dapat berdoa di setiap tempat. Bila kita dapat berdoa di setiap tempat, tentu kita dapat berdoa setiap waktu. Berdoalah di tempat kerja, di rumah, dan di dalam mobil Anda. Bila Anda berdoa di setiap tempat, kehidupan Anda akan berubah, dan gereja dalam lokal Anda juga akan mengalami suatu perubahan. Beberapa saudara mungkin tidak puas benar dengan gereja dalam lokal mereka. Satu-satunya cara agar gereja dalam lokal Anda itu memuaskan Anda, adalah Anda harus berdoa setiap waktu dan di setiap tempat. Jangan membahas situasi gereja, berdoalah bagi gereja.

MENADAHKAN TANGAN YANG SUCI

Tangan melambangkan perbuatan kita. Jadi, tangan yang suci melambangkan kehidupan yang suci, suatu kehidupan yang saleh dan dimiliki oleh Allah. Hidup yang suci sedemikian itu menguatkan kehidupan doa kita. Jika tangan kita tidak suci, kehidupan kita tidak suci dan bukan bagi Allah, maka kita tidak memiliki kekuatan penunjang untuk berdoa, tidak memiliki tangan yang suci untuk diangkat pada saat berdoa.

TANPA MARAH DAN TANPA PERSELISIHAN

Marah dan perselisihan membunuh doa kita. Marah berasal dari emosi kita, dan perselisihan berasal dari pikiran kita. Untuk menempuh kehidupan doa dan berdoa tanpa henti, emosi dan pikiran kita harus diatur agar berada dalam keadaan normal, di bawah kendali Roh itu dalam roh kita.

Perkataan Paulus tentang jangan ada perselisihan yang menimbulkan perbantahan berkaitan dengan anjuran untuk menadahkan tangan yang suci. Bila kita menutup mata kita dan menadahkan tangan, kita akan mampu berdoa. Tetapi bila kita membuka mata kita menilai orang lain dan berbantah-bantahan mengenai situasi mereka, kita tidak akan mampu berdoa. Bukannya menadahkan tangan, kita mungkin malah melipat tangan kita di belakang punggung kita. Siapakah yang dapat berdoa dengan tangan terlipat di belakang punggung? Tetapi bila kita menadahkan tangan kita dan menghindari perselisihan yang menimbulkan perbantahan, kita akan mampu berdoa dengan tepat.

Dari pengalaman saya telah memahami bahwa kehidupan doa kita dapat dipengaruhi oleh suasana hati kita. Bila saya tidak menjaga diri saya dalam suasana hati yang tepat, kehidupan doa saya akan mati. Amarah selalu menghancurkan kehidupan doa kita untuk sejangka waktu. Bila kita mau memiliki kehidupan doa yang tepat, kita harus belajar untuk tidak dipengaruhi suasana hati atau marah terhadap orang lain. Melalui anugerah Tuhan yang ada bersama roh kita, kita harus menjalankan kontrol yang ketat atas emosi kita.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Pelajaran Hayat 1 Timotius, Bab 3-4, Witness Lee.


Fitur komentar ditutup.