Artikel

Artikel

Menanggalkan Manusia Lama dan Mengenakan Manusia Baru

Posted 19/03/2013 | 12:03

 

Pembacaan Alkitab: Efesus 4:17-24


Menurut wahyu Perjanjian Baru, ketika orang berdosa bertobat dan percaya kepada Kristus dan dibaptis ke dalam Kristus, Allah meletakkan dia ke dalam Kristus sebagai cetakan. Pada saat yang sa­ma, Kristus sebagai Roh pemberi‑hayat masuk ke dalam­nya menjadi hayatnya. Kemudian, orang beriman ini per­lu hidup oleh Kristus sebagai hayatnya, sesuai dengan cetakan itu. Semakin dia hidup oleh Kristus, dia semakin dengan spontan dibentuk ke dalam bentuk cetakan itu. Ini adalah kehidupan dalam Kristus dan juga kehidupan Kristus dalam kita. Kita berada dalam Kristus sebagai cetakan, dan Dia di dalam kita sebagai hayat kita. De­ngan jalan ini kita mempelajari Kristus sebagai realitas yang nyata dalam Yesus.

Untuk mempelajari Kristus, kita harus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (Ef. 4:22). Alkitab mengatakan bahwa berhubung dengan cara hidup kita yang dahulu, kita telah menanggalkan manu­sia lama. Cara hidup yang dahulu adalah hidup di dalam kesia‑siaan pikiran. Cara hidup seperti itu telah diakhiri dan disingkirkan. Manusia lama berasal dari Adam, yang diciptakan Allah, tetapi jatuh karena dosa. Manusia lama dirusak sesuai dengan nafsu Iblis, si penyesat itu. Secara lahiriah, cara hidup manusia lama adalah hidup dalam kesia‑siaan pikiran. Secara batiniah, manusia lama di­rusak sesuai dengan nafsu Iblis, hawa nafsu yang me­nyesatkan. Oleh sebab itu, manusia lama ini hanya patut disalibkan bersama Kristus (Rm. 6:6) dan dikubur dalam baptisan (Rm. 6:4). Haleluya, kita telah menanggalkan manusia lama dalam baptisan!

Di dalam pengalaman kita, setelah kita beroleh selamat, perlu juga membawa semua penghidupan yang lama ke hadapan Tuhan untuk diperiksa. Artinya membawa penghidupan yang lama ke hadapan Tuhan untuk diselesaikan. Mengenai hal ini, meskipun Alkitab tidak ada teladan yang tegas, tetapi berdasarkan wahyu Perjanjian Baru, dapat nampak maksud yang demikian, yaitu Allah menghendaki kita setelah beroleh selamat, membawa penghidupan yang lama ke hadapan-Nya untuk diperiksa, lalu diselesaikan. Dulu saya menjadi ayah dengan cara yang begitu, sekarang apakah saya masih mau begitu terus? Dulu saya cara membaca buku begitu, sekarang apakah saya masih akan begitu terus? Dulu saya sebagai suami atau istri dengan cara yang begitu, sekarang saya telah beroleh selamat, apakah masih akan begitu terus? Dulu saya dengan cara begitu bergaul dengan teman, sekarang saya apakah masih akan begitu terus? Dulu saya berpakaian atau memakai uang dengan cara yang begitu, sekarang apakah masih akan begitu terus? Dulu dekorasi rumah saya begitu, sekarang apakah masih akan seperti dulu lagi? Di sini meliputi segala perkara.

Karena kita sudah beroleh selamat, sudah menjadi manusia baru, penghidupan kita dan perilaku kita harus ada satu permulaan baru. Kita seharusnya dengan sendirinya kembali ke hadapan Tuhan, memeriksa semua orang, aktivitas, dan barang-barang dalam penghidupan kita, apakah masih seperti hari-hari kita belum beroleh selamat. Kalau kita mau dengan demikian datang ke hadapan Tuhan, kita akan nampak, banyak perkara harus dibereskan. Bukan tidak menjadi suami, tetapi tidak bisa menjadi suami seperti dulu lagi. Bukan tidak menjadi orang tua, tetapi tidak bisa menjadi orang tua seperti dulu lagi. Bukan tidak membaca buku, tetapi tidak bisa membaca buku seperti dulu lagi. Bukan tidak menata rumah, tetapi tidak bisa menata rumah seperti dulu lagi. Inilah mengakhiri semua penghidupan lama yang lampau.

Untuk belajar Kristus, menanggalkan manusia lama adalah di sisi yang negatif, sedangkan  di sisi yang positif, kita harus mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef. 4:24). Kalau kita ingin mendapatkan akal budi yang diperbarui seperti yang disebutkan di ayat 23, kita perlu mengenakan manusia baru dalam pengalaman kita. Manusia baru ini adalah Tubuh Kristus. Mengenakan manusia baru berarti menempuh satu kehidupan oleh Tubuh.

Sebagai orang-orang gereja, kita telah meninggalkan manusia lama melalui baptisan masuk ke dalam manusia baru; namun, kita masih dapat berpikir, bergerak, berbicara, dan terlihat seperti orang-orang dari masyarakat lama. Kita telah meninggalkan manusia lama melalui baptisan; karena itu kita seharusnya berjalan di dalam kebaruan hayat (Rm. 6:3-4). Kita harus mengeluarkan lebih banyak waktu di dalam doa, membaca firman, menginjil, dan sidang-sidang agar ditransformasi dengan pikiran yang diperbaharui dan hidup di dalam hidup gereja yang praktis. Jika kita tetap di dalam cara hidup lama, kita tidak dapat diperbaharui dan kita memiliki bagian yang sedikit di dalam hidup gereja manusia baru.

Di dalam manusia baru ini tidak ada hal-hal yang alamiah, tidak ada orang Yahudi, tidak ada orang Yunani, tidak ada tingkatan sosial; setiap orang penuh dengan Kristus, sehingga Kristus adalah semua orang dan Kristus di dalam semua orang (Kol. 3:10-11). Tidak ada yang lain tetapi Kristus di dalam manusia baru. Hayat kita adalah Kristus, hidup kita adalah Kristus, maksud kita adalah Kristus, ambisi kita adalah Kristus, tekad kita adalah Kristus, kasih kita adalah Kristus, dan segala sesuatu yang lain mengenai kita adalah Kristus. Dia menjenuhi seluruh diri kita.

Tidak peduli seberapa mudanya seseorang, sebagai manusia yang diciptakan dan jatuh, dia adalah usang. Manusia lama adalah manusia yang berasal dari ciptaan lama yang berada di dalam Adam. Bahkan seorang bayi juga memiliki manusia lama yang perlu diperbarui. Pikiran kita adalah pikiran usang, sifat kita adalah sifat usang, dan hayat kita adalah hayat lama.  Setelah kejatuhan, Adam dengan segera menjadi usang. Manusia lama berasal dari Adam, diciptakan oleh Allah, tetapi jatuh karena dosa. Karena kita mewarisi keusangan dari Adam, kita perlu diperbarui dengan semua hal yang berasal dari Allah. Apa adanya Allah dan apa saja yang Allah miliki adalah baru. Apa adanya kita dan apa saja yang kita miliki adalah usang. Allah sudah ada sejak dahulu karena Dia tidak terbatas, tetapi Dia tidak pernah usang. Dia memang sudah ada sejak dahulu, tetapi selalu baru. Karena kita begitu usang, maka kita perlu diperbarui oleh Allah kita yang selalu baru.

Diperbarui sesungguhnya berarti diganti. Pikiran kita harus diganti dengan pikiran Kristus, sifat kita harus diganti dengan sifat Kristus, dan hayat kita harus diganti dengan hayat Kristus. Apa saja yang kita miliki adalah usang. Apa adanya Kristus adalah baru. Ketika Kristus masuk untuk menggantikan semua yang kita miliki dan segala adanya kita, Dia memperbarui kita melalui jalan hayat. Menurut Titus 3:5, pembaruan ini dikerjakan oleh Roh Kudus. Pembaruan oleh Roh Kudus ini bukan suatu pembaruan di luar, tetapi merupakan suatu pembaruan hayat di dalam. Hayat ilahi yang disalurkan ke dalam kita memperbarui kita. Hanya dengan demikian kita dapat menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru dalam pengalaman kita sehari-hari bagi kehidupan gereja yang normal.