Artikel

Artikel

Manusia Pendoa

Posted 01/04/2013 | 12:04

Sebab itu aku menasihatkan kamu, ... supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu (Ef. 4:1)

Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.         (1 Petrus 3:1-2)

Pepatah mengatakan, “Hasil suatu pekerjaan tergantung pada orang yang mengerjakannya.” Banyak orang mengira hasil pekerjaan ditentukan oleh metode, tetapi sebenarnya faktor manusia lebih penting daripada metode. Metode itu mati, sedangkan manusia itu hidup. Karena itu, hanya memiliki suatu metode belumlah cukup; perlu juga memiliki manusianya. Dalam hal rohani, hampir dapat dikatakan bahwa orang adalah metode. Bila orangnya tidak benar, tak peduli betapa benarnya metode yang akan dipakai, metode itu tidak akan berguna; sebab perkara rohani adalah perkara hayat, dan hayat tidak tergantung pada metode. Hayat selalu mengekspresikan dirinya sesuai dengan hakiki dan sifatnya. Karena itu, terhadap perkara rohani, dengan serius dapat dikatakan, manusia adalah metode. Karena itu, jika kita ingin belajar berdoa, kita harus tahu bagaimanakah manusia pendoa itu seharusnya.

Bila seseorang hanya tahu bagaimana menuntut bagi dirinya sendiri dan kehendaknya sendiri, memang dia dapat berdoa, tetapi dia bukanlah seorang pendoa. Seorang pendoa harus mencapai satu taraf, menjadi orang yang dalam seluruh alam semesta hanya memperhatikan Allah dan kehendak-Nya, selain itu tidak ada keinginan yang lain.

Ada orang mengatakan bahwa penderitaan memaksa kita untuk berdoa. Tetapi saya ingin memberi tahu Anda, saudara saudari, bila Anda menunggu sampai kesulitan datang untuk mendorong Anda ke dalam doa, maka Anda bukan pendoa. Seorang pendoa yang normal tidak menunggu kesulitan datang, baru berdoa; sebaliknya, setiap hari dia belajar tinggal di dalam Tuhan dan senantiasa memiliki persekutuan dengan Tuhan. Demikian, dengan sendirinya dia memiliki roh doa di dalam dirinya. Roh Kudus adalah Roh yang memberi karunia yang menyebabkan manusia meminta kepada Allah. Karena itu, Dia di dalam roh manusia pasti menggerakkan manusia untuk berdoa.

Sebagai pendoa, kehidupan Anda harus serasi dengan apa yang Anda doakan. Seseorang mungkin mohon Tuhan membangunkan gereja atau menyelamatkan orang dosa, tetapi kehidupannya tidak serasi dengan doanya itu. Ia tidak menempuh kehidupan yang turut menyebabkan kebangunan gereja, atau yang berguna untuk membawa orang dosa kepada keselamatan. Meskipun dia dapat berdoa, dia bukanlah pendoa. Seorang pendoa bukan hanya menampilkan tindakan berdoa, tetapi juga menempuh kehidupan doa, kehidupannya adalah doa. Kita sering berdoa untuk beberapa hal, tetapi setelah berdoa, kehidupan yang kita tempuh tidak serasi dengan yang kita doakan, kita tidak di dalamnya. Ini berarti kita memiliki tindakan doa, tetapi kita bukanlah pendoa.

Karena itu saudara-saudara, ingatlah, secara batiniah doa adalah hayat kita; dan secara lahiriah doa adalah kehidupan kita. Doa bukan satu perkara, juga bukan satu pekerjaan. Memang, pada satu aspek doa adalah pekerjaan, tetapi diri Anda harus berada di dalam doa tersebut. Misalnya, seorang saudara atau saudari berdoa mohon Allah membangunkan gereja. Ketika dia berdoa mohon Allah membangunkan gereja, dia berdoa dengan tekun, air matanya menetes, orang-orang yang berdoa bersamanya, benar-benar dapat merasakan keseriusannya dan bebannya. Tetapi, tidak disangka, setelah selesai berdoa, dia bangun, lalu pergi menonton bioskop. Lihatlah, apakah dia adalah pendoa? Tentu, saya tidak bermaksud bahwa setelah berdoa kita semua perlu berpura-pura dengan bersikap muram dan sedih. Tuhan Yesus memberi tahu kita, bahwa kita tidak seharusnya melakukan hal seperti itu. Ketika Anda berpuasa dan berdoa, Anda masih perlu merapikan penampilan Anda; berpura-pura tidak ada gunanya. Namun di aspek lain, jika Anda benar-benar ingin memiliki doa yang sejati, kehidupan Anda harus sesuai dengan doa Anda. Tidak mungkin orang percaya bahwa hati Anda benar-benar memikul beban gereja, jika setelah doa usai, Anda langsung bisa pergi menonton bioskop. Kehidupan Anda tidak sesuai dengan doa Anda. Jika Anda adalah seorang pendoa, kehidupan Anda pasti merupakan satu hal dengan doa Anda. Kehidupan Anda adalah doa Anda. Hayat di dalam adalah hayat doa, kehidupan di luar adalah kehidupan doa. Dengan demikian, Anda adalah seorang pendoa.

Mungkin ada yang memberi tahu Anda bahwa doa memerlukan iman. Tetapi ketahuilah, iman bukanlah barang yang dapat Anda miliki saat Anda menginginkannya. Sebenarnya, iman adalah suatu fungsi di dalam kita yang dihasilkan oleh Allah. Jika Anda adalah orang yang tinggal di dalam Allah, hidup di dalam Allah, dan membiarkan Allah memiliki kedudukan di dalam Anda, maka Allah di dalam Anda akan menghasilkan sebuah fungsi yang disebut iman. Iman bukan berasal dari Anda. Hampir dapat kita katakan bahwa iman adalah Allah sendiri, sama seperti kuasa adalah Allah sendiri. Orang yang dipenuhi Allah, barulah orang yang penuh kuasa. Demikian juga, hanya orang yang dipenuhi Allah barulah dipenuhi iman. Karena itu, hanya mendorong orang untuk memiliki iman adalah tindakan yang sia-sia. Sekalipun di sini saya memberitakan seratus berita yang memberi tahu bahwa Anda perlu memiliki iman, Anda tetap tidak akan memiliki iman. Jika Anda benar-benar ingin memiliki iman, Anda harus menjadi pendoa yang hidup di dalam Allah, dibereskan oleh-Nya, rela menjawab permintaan-Nya, rela membiarkan Dia mengupas Anda. Ketika Dia memiliki tempat di dalam Anda, maka Dia adalah iman di dalam Anda. Ketika Dia memenuhi Anda, saat itu di dalam Anda penuh iman. Anda tidak perlu bergumul untuk percaya, juga tidak usah memaksa diri untuk percaya; Anda pasti dapat percaya. Karena di dalam Anda ada Allah yang kepada-Nya Anda berdoa, Ia telah menjadi iman Anda. Ingatlah, pada saat ini, Anda tahu dengan pasti bahwa doa Anda diterima Dia, berasal dari Dia, menjamah Dia, dan karena itu Dia tidak bisa tidak menjawab doa Anda. Inilah iman. Iman ada bukan karena Anda menginginkannya. Sebaliknya, iman adalah Allah memenuhi Anda sedemikian rupa sehingga Anda tidak dapat berbuat apa-apa selain beriman. Semoga saudara saudari bukan hanya belajar bagaimana berdoa, tetapi oleh kasih karunia Tuhan, juga menjadi pendoa-pendoa.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Doa, Bab 3, Witness Lee.


Fitur komentar ditutup.