Artikel

Artikel

Kristus Berumah di Dalam Hati Kita

Posted 23/01/2013 | 12:01


Pembacaan Alkitab: Efesus 3:14-17

Berdasarkan Efesus 3, Paulus berdoa supaya Bapa menguatkan kita dengan Roh-Nya dalam manusia batiniah kita, agar Kristus dapat berumah di dalam hati kita. Pertama-tama Kristus tinggal di dalam kita, kemudian Dia hidup di dalam kita, dan selanjutnya Dia menetap, berumah di dalam seluruh manusia batiniah kita. Di satu aspek, Kristus hidup di dalam roh kita, tetapi di aspek lain, mungkin kita tidak memberi-Nya banyak ruang untuk hidup dalam pikiran, tekad, atau emosi kita. Dalam Efesus 3:8 Paulus mengatakan tentang kekayaan Kristus yang tidak terduga. Ketika kita membahas Efesus 3:8 dan 16-17a, kita nampak bahwa Kristus berumah di dalam hati kita berarti kekayaan-Nya yang tidak terduga menduduki seluruh diri kita. Kekayaan ini harus memenuhi hati kita, termasuk pikiran, emosi, tekad, dan hati nurani. Bila hati kita diduduki dan dimiliki oleh Kristus, sudah pasti kita akan bersatu dengan Dia di dalam roh. Dengan demikian seluruh manusia batiniah kita akan diduduki oleh Kristus dan menjadi satu dengan-Nya.

Dari pengalaman kita tahu, kadangkala kita mengekang atau membatasi Kristus di dalam roh kita. Ketika Dia mencoba menyebar dari roh kita ke dalam emosi kita, mungkin kita tidak mengizinkan Dia berbuat demikian. Sebagai contoh, seorang saudara mungkin berdoa pada pagi hari, menikmati Tuhan, dan mengatakan, "Haleluya, Tuhan Yesus hidup di dalam rohku!" Tetapi tidak lama berselang, ia tergoda untuk melakukan suatu hal. Sekalipun Tuhan yang hidup dalam rohnya tidak setuju, saudara yang hidup menurut emosi itu tetap melakukan hal itu. Dia beralasan dengan Tuhan, mencoba untuk membujuk Tuhan tetap tinggal dalam rohnya sambil memberinya kebebasan untuk hidup menurut emosinya. Bahkan ia berjanji, besok ia akan memberi Tuhan kebebasan untuk menyebar ke dalam emosinya. Tetapi, esoknya ia memungkiri janjinya. Jadi, Tuhan tidak diberi kebebasan untuk berumah dalam emosi saudara tersebut.

Karena kita tidak mudah memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk berumah di dalam hati kita, maka Paulus merasa perlu berdoa supaya Bapa menguatkan kita dalam manusia batiniah kita oleh Roh itu, supaya Kristus dapat berumah di dalam hati kita. Menurut Alkitab, hati terdiri atas pikiran, tekad, emosi, dan hati nurani. Hati mengelilingi roh dan mencakup lebih besar daripada roh. Ketika kita menerima Tuhan Yesus, Dia masuk ke dalam roh kita, dan kini Dia hidup di dalam roh ini. Pada mulanya, kita bahkan tidak memberikan kebebasan kepada Tuhan untuk hidup di dalam roh kita. Kita hanya mengizinkan Dia tinggal di situ. Tetapi lambat laun kita memberi-Nya kesempatan untuk hidup dalam roh kita. Namun, kita tetap tidak mau memberi-Nya jalan masuk yang leluasa ke dalam manusia batiniah kita. Itulah sebabnya manusia batiniah kita, roh kita yang dilahirkan kembali perlu dikuatkan. Kemudian, Kristus dapat berumah dalam hati kita. Dia tidak hanya tinggal di dalam kita dan hidup di dalam kita, melainkan menyebar ke dalam setiap bagian dari manusia batiniah kita dan menetap di situ.

Sebagai orang Kristen, ukuran Kristus yang ada dalam batin kita masing-masing tidak sama. Ada orang yang memberi Kristus kedudukan yang lebih banyak, ada juga yang memberi-Nya ruang yang sempit untuk Dia bertumbuh di dalamnya. Tidak diragukan, ukuran Kristus dalam Paulus memang penuh. Ini berarti Kristus, telah terbentuk sepenuhnya di dalam dirinya. Dalam Filipi 1:21 Paulus bahkan dapat mengumumkan, "Bagiku hidup adalah Kristus." Kristus telah tergarap ke dalam Paulus dan telah benarbenar menjadi susunannya. Karena itu, Paulus adalah orang yang seluruhnya tersusun dari Kristus. Itulah sebabnya ia dapat berkata bahwa baginya hidup adalah Kristus.Para ahli gizi sering mengatakan bahwa kita adalah apa yang kita makan. Makanan-makanan yang kita makan akhirnya menjadi susunan kita. Ketika Paulus menulis Surat Filipi, ia telah menjadi orang yang percaya kepada Kristus hampir tiga puluh tahun lamanya. Selama tahun-tahun itu Kristus banyak tergarap ke dalam manusia batiniahnya. Paulus memakan Kristus dan menikmati Dia terus- menerus. Akhirnya, setelah ia tersusun dari Kristus, ia menjadi manusia-Kristus, manusia yang tersusun dari Kristus, sehingga ia dapat bersaksi, "Bagiku hidup adalah Kristus."

Hari ini kita pun seharusnya menjadi penerus kesaksian Paulus, mengalami Kristus menggarapkan diri-Nya ke dalam kita, hingga pikiran, emosi, dan tekad kita disusun oleh-Nya.Dalam Roma 12:2 Paulus menasihati kita jangan menjadi serupa dengan zaman ini, sebaliknya perlu berubah oleh pembaruan pikiran. Diserupakan dengan zaman ini berarti lahiriah kita serupa dengan gaya, model, atau arus zaman ini. Berubah di sini berarti diperbarui secara organik dan batiniah. Hal ini terjadi karena adanya unsur baru yang ditambahkan ke dalam diri kita untuk mengikis unsur usang dan menggantikannya. Inilah transformasi. Dari hari ke hari dan dari sidang ke sidang, ada sesuatu yang ilahi, rohani, kudus, dan surgawi terinfus ke dalam kita. Unsur ini adalah Kristus dengan kekayaan-Nya yang tidak terduga. Ketika kekayaan Kristus terinfus ke dalam kita, kekayaan itu akan menjadi unsur baru di batin kita, yang mengikis keusangan dan menghasilkan perubahan metabolis yang hakiki dan batiniah.

Bagi kita, perkataan tentang kepenuhan Allah adalah kekayaan Kristus, dan kekayaan Kristus menduduki manusia batiniah kita boleh jadi hanya satu doktrin saja. Kita harus maju selangkah untuk bertanya, bagaimanakah kekayaan Kristus dapat memenuhi kita secara riil. Kepenuhan ke-Allahan dan kekayaan Kristus yang tidak terduga ini direalisasikan melalui Roh itu, dan di dalam Roh itu. Lagi pula, Roh itu terwujud di dalam firman. Di satu pihak, dalam Efesus 3:8 dan 17, Paulus mengatakan tentang kekayaan Kristus dan Ia berumah di dalam hati kita; di pihak lain, dalam Kolose 3:16, ia menyuruh kita membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita. Kata "dengan limpahnya" berhubungan dengan kata "kekayaan", dan kata "tinggal" berhubungan dengan kata "berumah". Kristus yang membawa kekayaan yang tidak terduga ini damba berumah dalam hati kita. Kolose 3:16 mengacu kepada kekayaan dan tinggalnya (berhuninya) perkataan Kristus di dalam kita.

Dari pengalaman kita mengetahui, bila kita berseru, "O, Tuhan Yesus," kita sudah menerima Roh itu (1 Kor. 12:3). Kemudian, Roh itu akan memalingkan kita kepada firman. Banyak di antara kita yang dapat bersaksi, setiap kali kita menyeru nama Tuhan Yesus dengan iman dan kasih, kita akan segera menerima Roh itu, dan dengan otomatis kita akan tertarik kepada Alkitab. Ini menunjukkan bahwa Roh dan firman itu satu adanya. Ekonomi Allah tergantung pada firman dan Roh.

Jika kita mau membiarkan Kristus menduduki kita dan berumah di dalam kita, wajiblah kita dipenuhi dengan perkataan Kristus. Dalam Yohanes 14:23 Tuhan Yesus berkata, "Jika seseorang, mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama sama dengan dia." Di sini kita lihat kaitan antara, perkataan Tuhan dengan Bapa dan Anak yang datang kepada kita dan tinggal bersama-sama dengan kita. Di satu pihak, Tuhan menjadikan kita tempat tinggal-Nya; di pihak lain, Dia menjadi tempat tinggal kita. Ini terbukti oleh perkataan Tuhan dalam Yohanes 15:4: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." Perkataan ini berarti saling huni dan tinggal bersama. Menurut Yohanes 15:4 dan 7, tinggalnya firman Tuhan di dalam kita berarti Tuhan sendiri tinggal di dalam kita. Firman Tuhan sama dengan Tuhan itu sendiri. Jika Kristus ingin tinggal di dalam kita, maka firman-Nya harus tinggal di dalam kita. Semakin firman Kristus memenuhi kita, Ia akan makin menetap dan berumah di dalam kita. Ini berarti Ia menduduki setiap bagian insan batiniah kita, menguasai, dan meresapi semuanya itu dengan diri­-Nya sendiri. Akibatnya, kita tidak saja menerima wahyu, bahkan dipenuhi Kristus. Lalu ke mana saja kita pergi, kita akan menjadi rasul, yang diutus, dan nabi, juru bicara Kristus.