Artikel

Artikel

Kehidupan Doa yang Tepat bagi Hidup Gereja yang Tepat

Posted 13/11/2013 | 12:11

Pembacaan Alkitab:

Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (1 Timotius 2:1)

Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (1 Timotius 2:3-4)

Jika kita menjamah roh Paulus dalam 1 Tim. 2:1-7, kita akan merasakan bebannya yaitu mereka yang memimpin dalam hidup gereja harus memiliki kehidupan doa. Dalam ayat-ayat ini Paulus sepertinya memberi tahu Timotius, “Aku telah menunjukkan kepadamu gambaran yang jelas mengenai ekonomi Allah dan bagaimana itu berlawanan dengan ajaran-ajaran yang berbeda. Aku juga telah menunjukkan kepadamu bahwa dalam belas kasihan-Nya, Tuhan telah menjadikan aku contoh dari ekonomi-Nya. Aku juga telah memerintahkan kepadamu dengan sungguh-sungguh untuk memperjuangkan pertempuran yang baik demi ekonomi Allah. Sekarang jauh dalam rohku adalah beban untuk menasihati kamu agar berdoa. Aku mendorong agar permohonan, doa, syafaat, ucapan syukur ditujukan untuk semua orang. Jangan mengira bahwa pengajaran mendahului doa. Tidak, doa harus yang pertama, dan pengajaran yang kedua.” (Yayasan Perpustakaan Injil, Pelajaran-Hayat 1 Timotius, hal. 28)

Kehidupan Doa yang Tepat bagi Hidup Gereja yang Tepat

Dalam 1 Timotius 1, Paulus meletakkan dasar yang baik untuk membicarakan hidup gereja secara positif. Dalam 2:1 ia melanjutkan berkata, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang.” Jika kita ingin memiliki hidup gereja yang tepat, pertama-tama kita harus memiliki kehidupan berdoa.

Gereja yang tepat adalah gereja yang berdoa. Gereja yang tanpa doa sangat kasihan. Tidak berdoa adalah dosa. Semua yang berada dalam pemulihan Tuhan harus penuh doa dan menentang dosa tidak berdoa. Para penatua dalam gereja-gereja harus mengambil perintah Paulus untuk, “pertama-tama” berdoa.

Jika kita adalah Timotius, kita harus memimpin untuk tidak berdebat, menggosip, atau mengkritik, tetapi berdoa. Kapankala kita mendengar berita baik atau buruk mengenai gereja tertentu, kita seharusnya berdoa. Jangan mendiskusikan situasi, jangan menggosip tentang itu, dan jangan mengkritik. Berdoa saja! Dengan demikian, jika Anda mendengar sesuatu tentang seorang beriman atau tentang seorang penatua, berdoalah baginya. Syarat pertama untuk memiliki hidup gereja yang tepat adalah berdoa. Oh, kita semua perlu melaksanakan hal ini! Jika kita melatih diri kita untuk memiliki kehidupan doa yang tepat, gereja akan menjadi hidup dan dipertinggi. Jika ada orang yang menjadi Timotius hari ini untuk mulai berdoa, orang lain akan mengikuti.

Daripada banyak berbicara dan bahkan banyak bekerja, kita seharusnya lebih banyak berdoa. Jika Anda mendengar seorang beriman lemah atau mundur, jangan membicarakan orang itu, dan jangan mengkritik dia. Bahkan, jangan segera pergi mengunjungi dia. Sebaliknya, berdoalah baginya. Entah Anda harus pergi mengunjungi dia atau tidak tergantung pada pimpinan Tuhan. Setelah Anda berdoa untuk perkara itu, jika Tuhan memimpin Anda untuk mengunjungi orang itu, ikuti Tuhan saja dan kunjungilah dia. Tetapi jangan melakukan hal-hal secara berani. Jika Tuhan tidak memimpin Anda untuk mengunjungi orang beriman yang mundur, Anda seharusnya tidak mengunjunginya dengan diri sendiri. Bahkan dalam mengunjungi kaum saleh, kita mungkin menjadi berani. Ya, mengunjungi orang beriman yang mundur adalah dosa yang berani jika itu dilakukan dalam diri kita di luar doa dan pimpinan Tuhan. Tetapi jika melalui doa kita Tuhan dengan jelas memimpin kita untuk mengunjungi orang tertentu, kunjungan itu akan menjadi efektif.

Kita juga seharusnya berdoa kapankala kita mendengar masalah di antara kaum beriman. Kita tidak seharusnya mengira bahwa kita berpengalaman dan berhak menyelesaikan masalah. Sikap yang demikian tidak hanya berani; itu juga menghujat Allah, karena itu menganggap diri kita sendiri sebagai Allah. Jika kita mengetahui masalah di antara para saudara, kita seharusnya membawa perkara ini kepada Tuhan dalam doa kita.

Dalam 2:1, Paulus menyebutkan permohonan, doa, syafaat, dan ucapan syukur. Doa bersifat umum, dengan unsur penyembahan dan persekutuan. Permohonan bersifat khusus dan untuk keperluan tertentu. Kata Yunani yang ditujukan kepada “syafaat” berarti menghampiri Allah secara pribadi dan dengan sikap yang menaruh kepercayaan, yaitu menengahi, mencampuri urusan orang lain di hadapan Allah bagi kebaikan mereka. Ditambah kita harus mempersembahkan ucapan syukur. Sering kali ketika kita mendengar berita yang baik mengenai gereja, penatua, atau kaum saleh tertentu, kita memuji mereka, bukan mengucapkan syukur kepada Allah untuk mereka. Jika situasi dalam gereja tertentu itu baik, itu dikarenakan Allah, bukan karena gereja. Demikian juga, jika penatua atau kaum saleh tertentu melakukan sesuatu yang baik, itu juga dikarenakan anugerah Allah. Jadi, daripada memuji gereja atau orang tertentu, kita seharusnya mengucap syukur kepada Allah.

Dalam menyebutkan permohonan, doa, syafat, dan ucapan syukur, roh Paulus sangat berbeban mengenai pentingnya doa. Ia ingin anak-anak rohani yang dikasihinya untuk berdoa. Sekali lagi saya menekankan fakta bahwa kita bisa memiliki hidup gereja yang tepat hanya jika kita memiliki kehidupan berdoa. Saya bisa bersaksi bahwa saya tidak pernah berdoa lebih daripada yang saya lakukan pada beberapa tahun yang lampau. Saya juga bisa bersaksi bahwa saya telah melihat jawaban yang pasti atas doa-doa saya. Akhir-akhir ini, aktivitas saya dibatasi sejangka waktu agar saya bisa beristirahat dan memperhatikan kesehatan saya. Ketika saya mendengar adanya keperluan tertentu, saya mendoakannya. Mungkin Tuhan membatasi saya agar Dia bisa mengesankan saya dengan fakta bahwa doa lebih penting daripada pekerjaan. Semoga kita semua belajar pelajaran bahwa jalan untuk memiliki hidup gereja yang baik adalah berdoa. Ini  penting. Jika pembicaraan kita berubah menjadi doa, gereja di lokalitas kita akan diubah. (Yayasan Perpustakaan Injil, Pelajaran-Hayat 1 Timotius, hal. 25-28). Pembacaan Lebih Lanjut: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 3


Fitur komentar ditutup.