Artikel

Artikel

Jaminan Warisan Kita

Posted 11/11/2012 | 12:11

Pembacaan Alkitab: Ef. 1:14; 2 Kor. 1:21-22


Efesus 1:11 menunjukkan bahwa kita telah dijadikan warisan Allah, dan ayat 14 menerangkan bahwa Allah menjadi warisan kita. Warisan kita adalah Allah itu sendiri. Dalam ekonomi Allah, kita merupakan suatu wa­risan bagi Allah, dan Allah merupakan suatu warisan bagi kita. Inilah suatu warisan yang timbal‑balik, yaitu saling mewarisi. Bila kita ingin menjadi warisan Allah, kita per­lu pemeteraian. Kita adalah milik Allah, dan sebagai pe­milik kita, Allah telah membubuhkan satu meterai di atas diri kita. Sekarang, karena Allah adalah warisan kita, kita pun perlu jaminan Roh Kudus sebagai garansi. Kita akan me­warisi segala adanya Allah, yakni persona‑Nya, dan se­gala kepunyaan‑Nya, yakni pekerjaan‑Nya. Untuk waris­an yang sedemikian inilah Roh Kudus menjadi jaminan, yakni garansi.

Roh Kudus adalah jaminan warisan kita. Istilah Yu­nani yang diterjemahkan "jaminan" dalam ayat 14 juga berarti pencicipan, tanggungan, bagian pembayaran di muka atau persekot yang menjamin pembayaran yang penuh. Karena kita adalah warisan Allah, maka Roh Ku­dus adalah meterai di atas diri kita. Karena Allah adalah warisan kita, Roh Kudus merupakan jaminan warisan ini bagi kita. Allah memberikan Roh Kudus‑Nya kepada kita, bukan hanya sebagai warisan kita, menjamin warisan ki­ta, tetapi juga sebagai pencicipan terhadap apa yang akan kita warisi dari Allah.

Pada zaman kuno, bahasa Yunani untuk "jaminan" dipakai dalam pembelian tanah. Si penjual tanah mem­berikan segumpal tanah sebagai contoh dari tanah yang akan dijualnya kepada si pembeli. Karena itu, suatu ja­minan, menurut pemakaian istilah Yunani Kuno juga ber­arti contoh. Roh Kudus itulah contoh dari apa yang akan kita warisi sepenuhnya dari Allah. Arti istilah "jaminan" dalam bahasa Yunani juga agak mirip dengan uang muka atau persekot hari ini, yang menunjukkan kepercayaan dan suatu garansi bagi pem­bayaran yang selanjutnya. Jaminan, bukti, atau garansi, semua istilah itu memiliki arti yang sama, yakni suatu pembayaran yang digaransikan. Namun dalam istilah Yu­nani mengandung arti lebih banyak, yaitu berarti "con­toh" dan "pencicipan". Melalui menikmati contohnya, kita dapat mencicipi apa yang akan datang kelak. Misal­kan seseorang ingin memberi Anda sepuluh buah persik dari kebun persiknya. Buah ini merupakan contoh dan pencicipan dari seluruh produksi kebun persiknya. Seba­gai pewaris‑pewaris Allah, kita memiliki Roh Kudus se­bagai jaminan, garansi, bukti, dan panjer dari warisan kita. Pada waktu yang sama, Roh Kudus juga merupakan satu contoh dan satu pencicipan. Pencicipan ini memberi kita satu kecapan atas diri Allah; pengecapan seluruhnya masih belum tiba.

Dalam 2 Korintus 1 kita memiliki pengurapan, pemeteraian, dan penjaminan. Ayat 21 mengatakan, "Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama‑sama dengan kamu di dalam Kristus, dan yang telah mengurapi kita adalah Allah" (Tl.). Pengurapan membawakan unsur Allah ke dalam, kita. Minyak urapan ilahi ini dapat diiba­ratkan seperti cat. Ketika Anda mengecat perabot rumah Anda, Anda menerapkan unsur cat itu kepada perabot rumah Anda. Demikian pula, pengurapan melekatkan minyak ilahi ke atas diri kita, dan hal tersebut mendatangkan unsur ilahi ke dalam ki­ta. Semakin kita mengalami pengurapan di batin kita, semakin banyak unsur Allah yang kita terima.

Setelah pengurapan, 2 Korintus 1 menyinggung ten­tang pemeteraian. Pemeteraian Roh Kudus mendatang­kan gambar, penampilan, dan ekspresi, sebab meterai mengandung tanda, bentuk. Allah tidak saja mengurapi kita dengan esens‑Nya, Ia pun memeteraikan kita de­ngan penampilan, gambar, dan ekspresi‑Nya.

Seiring de­ngan pengurapan dan pemeteraian itu ada penjaminan, yakni suatu perkara kenikmatan dan pengecapan. Para ibu mengerti dalam hal memberi makan kepada anak­-anak mereka, mereka perlu membuat makanan yang le­zat. Bila makanan itu enak, anak‑anak akan berebutan datang ke meja makan pada jam makan. Tetapi bila ma­kanan itu tidak enak, sulitlah untuk menyuruh anak-­anak memakannya. Roh Kudus hari ini di dalam kita sebagai pencicipan. Penjaminan Roh Kudus diberikan untuk kenikmatan kita. Kapan saja Anda kecewa atau tertekan, penjaminan ini datang mengangkat dan membangkitkan Anda. Anda mengalami penjaminan ini dari hari ke hari, bahkan jam demi jam. Penjaminan juga berarti ada sesuatu yang di­berikan kepada kita sebagai garansi. Melalui penjaminan Roh Kudus, kita didorong dan dibangunkan. Kapan saja kita merasa situasi membuat kita putus asa, maka penjaminan akan memenuhi kita dengan pengharapan.

Pada saat kita beroleh selamat, Allah mulai men­jamin kita dengan diri‑Nya sendiri. Penjaminan ini ber­langsung terus‑menerus dari hari ke hari. Sangat sukar­lah bagi seorang Kristen di dalam roh untuk tidak mem­percayai Allah beserta dengannya. Hal ini dengan mudah dan spontan kita percayai, karena dari hari ke hari kita menerima penjaminan Roh Kudus. Allah menjamin kita sepaniang waktu. Sewaktu Anda lemah, Ia menjaminkan diri‑Nya kepada Anda dan menjadi dorongan Anda. Se­waktu pengharapan Anda menurun, Ia menjaminkan diri­Nya pada Anda dan Anda sekali lagi beroleh pengharapan. Ketika iman Anda tampaknya akan pudar, Ia menjamin­kan diri‑Nya pada Anda, dan iman Anda segera dibang­kitkan kembali. Ketika Anda seakan‑akan tidak memiliki kasih lagi terhadap saudara saudari, Roh Kudus men­jaminkan diri‑Nya, sehingga lebih banyak kasih terhadap orang beriman mengalir ke dalam Anda. Kita semua tentu pernah mengalami hal yang sedemikian, mes­kipun mungkin kita tidak memperhatikan atau tidak me­ngerti pengalaman tersebut.

Hari ini, Roh Kudus tidak saja mengurapi dan memeteraikan kita, tetapi juga menjamin kita. Hal ini berarti Ia sedikit demi sedikit menambahkan lebih ba­nyak Allah ke dalam kita. Ini bukan terjadi satu kali untuk selama‑lamanya, tetapi hari demi hari, jam demi jam. Penjaminan tidak pernah berhenti, tetapi berlang­sung 24 jam tiap hari. Ketika kita makan Dia, Roh Ku­dus menjamin kita. Semakin banyak kita makan, sema­kin besar pula selera kita dibuatnya. Semakin besar selera kita, kita akan semakin banyak makan. Melalui siklus ini, kita akan mengambil bagian dalam Allah dari hari ke hari. Siklus ini akan berjalan terus hingga kita masuk ke alam kekal. Pada saat itu, Allah akan menjadi kenikmatan kita sepenuhnya, dan kita akan memiliki kecapan penuh terhadap‑Nya.

Efesus 1:14 mengatakan bahwa Roh Kudus adalah jaminan warisan kita "sampai kita memperoleh penebus­an yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji ke­muliaan‑Nya." Penebusan di sini mengacu kepada pene­busan tubuh kita (Rm. 8:23), yaitu transfigurasi tubuh kita yang hina menjadi tubuh yang mulia (Flp. 3:21). Roh Kudus hari ini adalah jaminan, pencicipan, dan contoh dari warisan ilahi kita sampai tubuh kita ditransfigurasi dalam kemuliaan. Saat itu kita akan mewarisi Allah se­penuhnya. Berkat‑berkat yang Allah limpahkan ke atas kita meliputi semua butir penting, mulai dari pemilihan Allah dalam kekekalan yang lampau sampai ke­pada penebusan tubuh kita untuk kekekalan yang akan datang.

Kita, umat tebusan Allah, gereja, adalah milik Allah yang dibeli dengan darah Kristus yang mustika (Kis. 20:28). Dalam ekonomi Allah, Allah menjadi warisan kita, dan kita menjadi warisan Allah. Alangkah ajaib! Kita ti­dak memberi apa‑apa, tetapi mendapatkan segala‑gala­nya! Allah membeli kita dengan harga yang sangat tinggi, tetapi kita mewarisi Allah dengan cuma‑cuma. Inilah arti­nya agar terpujilah kemuliaan Allah! Walau­pun kita merasa diri kita rendah, namun kita telah men­jadi anak‑anak Allah, bahkan warisan dan kenikmatan Allah. Allah telah menjadi warisan kita, dan kita mewa­risi Allah sebagai kenikmatan kita. Terakhir, Dia ada di dalam kita, kita di dalam Dia. Di dalam Dia, kita menjadi warisan dan kenikmatan‑Nya, dan di dalam kita, Dia menjadi warisan dan kenikmatan kita. Haleluya, atas kata‑kata indah Allah Tritunggal terhadap kita! Karena kita memiliki pengurapan, pemeteraian, dan penjaminan, kita telah dipuaskan sepenuhnya. Mendapatkan Allah le­bih banyak adalah kedambaan kita satu‑satunya!