Artikel

Artikel

Jalan Memperhidupkan Kristus

Posted 12/07/2014 | 12:07

Pembacaan Alkitab: Kol. 3:16‑17; Ef. 5:18‑20; 1 Tes. 5:17‑19; Flp. 1:19‑21a


Eko­nomi Allah ialah menyalurkan diri‑Nya sendiri ke dalam kita dan menggarapkan diri‑Nya sendiri ke dalam kita, agar kita dapat menerima Dia sebagai hayat dan suplai ha­yat untuk memperhidupkan Dia. Menurut ekonomi‑Nya, Allah ingin menyalurkan un­sur‑Nya, substansi‑Nya, dan sifat‑Nya ke dalam diri kita, supaya kita dapat memperhidupkan Dia. Menurut konsepsi kita, bila kita telah diselamat­kan, kita harus bertekad untuk memperbaiki kelakuan kita. Namun ekonomi Allah jauh berbeda dengan konsepsi alamiah manusia. Dalam ekonomi-Nya, Allah ingin menjadi hayat, suplai ha­yat, makanan, minuman, dan udara kita. Dia adalah ma­kanan untuk memelihara kita; minuman untuk meleraikan haus kita; udara untuk menyegarkan kita; dan suplai ha­yat untuk memperkaya kita. Sebagai persona ilahi, Dia menginfus kita dengan unsur‑unsur‑Nya, membuat kita menjadi sehayat dan sesifat dengan‑Nya.

Tujuan Allah dalam mentransmisikan kelimpahan‑Nya ke dalam kita ialah agar kita dapat memperhidupkan Dia. ­Para ahli gizi mengatakan bahwa kita adalah apa yang kita makan. Jika kita memakan banyak makanan tertentu, kita akan tersusun dari makanan itu. Jika kita makan Kristus, kita akan tersusun dari Dia. Setiap sidang gereja seharusnya menjadi sebuah pesta. Tuhan memanggil kita untuk mengambil bagian atas diri­-Nya sebagai makanan dan minuman kita. Sekarang kita seharusnya jelas bahwa yang kita per­lukan bukan perbaikan atau koreksi luaran. Keperluan kita ialah menerima Allah Tritunggal melalui makan dan mi­num Dia. Menurut ketentuan Allah, cara untuk memiliki Dia ialah makan dan minum Dia.

Di manakah kita dapat menemukan Allah Tritunggal yang telah melalui proses sebagai makanan dan minuman yang almuhit? Dalam Kolose 3:16 Paulus berkata, "Hendaklah perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya diantara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur dan puji‑pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." Perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita berarti perkataan Kristus itu mendiami atau meng­huni diri kita dengan limpah. Ini bukan masalah menghafalkan ayat‑ayat, melainkan masalah memiliki firman yang mengandung ke­kayaan Kristus yang tidak terduga tinggal di dalam kita sedemikian rupa sehingga kekayaan Kristus merawat dan memperkaya kita.

Jalan untuk membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita menurut Kolose 3:16 adalah melalui "…dengan segala hikmat mengajar dan menegur se­orang aka yang lain sambil menyanyikan mazmur dan puji‑pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." Di sini Paulus menun­jukkan bahwa kita harus mengajar dan menegur tidak de­ngan cara biasa, melainkan dengan mazmur, puji‑pujian, dan nyanyian rohani. Kita wajib bernyanyi dengan menggunakan roh, maka kita akan semakin membara. Me­lalui bernyanyi semacam ini, kita membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita.

Dalam Kolose 3:17 Paulus melanjutkan, "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau per­buatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur melalui Dia kepada Allah, Bapa kita." Bertindak dalam nama seseorang berarti ber­satu dengan orang itu, bahkan menjadi orang itu. Kalau kita melakukan segala hal dalam nama Tuhan, haruslah kita bersatu de­ngan Dia, bahkan menjadi Dia. Berbuat demikian berarti memperhidupkan Kristus. Semakin kita menerima firman melalui membaca, doa­baca, dan teristimewa nyanyi‑baca, maka kekayaan firman akan semakin meresapi kita dan menyatukan kita dengan Tuhan. Kemudian, kita tidak melakukan segala sesuatu da­lam nama kita sendiri, melainkan dalam nama Tuhan Yesus.

Cara untuk memperhidupkan Kristus ialah menerima firman dengan menggunakan roh kita. Hanya mengguna­kan pikiran kita untuk membaca firman tidaklah memadai. Kita juga harus menggunakan roh kita melalui berdoa de­ngan firman dan menyanyikannya. Kita berharap dalam sidang‑sidang gereja kita akan memakai waktu lebih ba­nyak untuk menyanyikan firman Allah. Pertama‑tama kita membaca firman dan kemudian mendoabacakannya. Selan­jutnya kita menyanyikannya. Dengan demikian, kita akan diresapi sepenuhnya dengan kekayaan firman.

Karena firman adalah perwujudan kekayaan Kristus, maka diresapi dengan firman berarti diinfus dan dijenuhi dengan unsur Kristus. Infus dan penjenuhan ini mengakibat­kan kita menjadi satu dengan Kristus dan melakukan se­gala sesuatu dalam nama‑Nya. Dalam segala sesuatu yang kita katakan atau kerjakan, kita akan bersatu dengan Dia. Ketika kita diresapi dengan kekayaan firman, kita akan menjadi satu dengan Tuhan Yesus dan melakukan segala hal dalam nama‑Nya. Inilah jalan untuk memperhidupkan Kristus. Kehendak Allah ialah ingin memperoleh umat yang bersatu dengan‑Nya, tetapi bukan dalam ke‑Allahan‑Nya, melainkan dalam hayat dan sifat‑Nya. Orang‑orang yang ber­satu dengan Allah dalam hayat dan sifat ilahi dapat meng­ekspresikan Dia. Hari ini Allah sedang mencari sekelompok manusia yang memperhidupkan Kristus melalui menerima firman yang kaya ke dalam mereka.

Setiap kali kita diresapi dengan kekayaan firman, maka firman di batin kita akan menjadi Roh yang limpah leng­kap. Hal ini terjadi melalui doa kita yang tidak henti- hentinya. Banyak di antara kita yang dapat bersaksi, ketika kita menikmati bagian firman tertentu, dengan spontan dari batin kita meluap sebuah melodi. Kemudian, kita mulai memakai me­lodi itu untuk menyanyikan firman kepada Tuhan. Melalui bernyanyi, kita akan diresapi dengan firman dan dipelihara dengan kekayaannya. Hal ini menyebabkan kita memberi­kan syukur kita kepada Allah. Pada saat ini kita benar‑be­nar bersatu dengan Kristus. Apa pun yang kita lakukan dalam perkataan atau perbuatan akan kita lakukan dalam nama Tuhan Yesus. Inilah memperhidupkan Kristus.

Setiap hari kita harus datang kepada firman dan mem­biarkan firman masuk ke dalam kita dengan limpahnya. Untuk ini, kita perlu lebih banyak dari sekadar membaca firman itu saja. Kita juga perlu berdoa, bernyanyi, bersyu­kur, dan memuji. Ketika kita menerima firman dengan cara demikian, firman itu akan menjadi Roh itu dengan suplai yang limpah lengkap. Kemudian kita akan dijenuhi dengan Tuhan, berbaur dengan Dia, dan bersatu secara riil dengan Dia dalam hayat dan sifat. Setahap demi setahap unsur pembunuh dalam firman itu akan menanggulangi hal‑hal negatif ‑ daging, ego, dan hayat alamiah di dalam kita. Pada waktu yang bersamaan, firman itu akan meme­lihara, memperkuat, memperkaya, dan menyuplai kita de­ngan segala unsur yang kita butuhkan untuk pertumbuhan rohani kita. Di satu aspek, kita dijenuhi dengan fiman dan Roh itu, di aspek lain, hal‑hal negatif akan berangsur‑ang­sur dikurangi. Hal ini akan memungkinkan kita memper­hidupkan Kristus dan bertumbuh di dalam Dia.

Jika kita membiarkan firman masuk ke dalam kita, kita akan dipelihara dengan segala kekayaannya. Kekayaan itu kemu­dian menjadi suplai yang limpah lengkap dari Roh itu me­lalui doa kita yang tidak henti‑hentinya. Kita akan menik­mati Tuhan, bersatu dengan Dia, dan memperhidupkan Dia. Inilah yang dikehendaki Allah hari ini.