Artikel

Artikel

Garis Kristus dalam Alkitab (2) Keluaran-2 Tawarikh

Posted 22/03/2013 | 12:03

Dalam keselamatan Allah kepada manusia, pertama, Kristus adalah pembebas yang perkasa, seperti dilambangkan oleh Musa. Ketika umat Allah jatuh ke Mesir, mereka memerlukan keselamatan, dan untuk keselamatan ini, mereka memerlukan seorang pembebas yang perkasa. Tanpa seorang pembebas yang perkasa, umat Allah tidak dapat dibebaskan. Musa benar-benar seorang pembebas yang perkasa. Meskipun Firaun memiliki kekuasaan yang sangat besar, dia tidak bisa menang melawan Musa. Hal ini menggambarkan Kristus sebagai Pembebas yang Perkasa dalam keselamatan Allah, melepaskan umat Allah dari kuasa Satan. Kedua, Kristus adalah Anak Domba Paskah. Tuhan Yesus menjadi anak domba Paskah untuk membebaskan kita dari penghakiman Allah supaya penghakiman Allah dapat melewati kita. Ketiga, Kristus adalah Anak Domba, roti tidak beragi, dan sayur pahit yang dinikmati umat Allah. Tuhan Yesus bukan saja anak domba Paskah bagi kita secara luaran supaya kita dapat terhindar dari penghakiman Allah; Dia juga masuk ke dalam kita sebagai suplaian kita. Keempat, kematian Kristus adalah pemisah antara umat Allah dan dunia. Kematian Kristus adalah pemisah antara umat Allah dan dunia seperti dilambangkan oleh Laut Merah. Laut Merah menggambarkan kematian Tuhan Yesus. Sama seperti darah anak domba melambangkan kematian Tuhan Yesus, Laut Merah juga melambangkan kematian Tuhan Yesus. Dalam penumpahan darah domba, murka Allah melewati umat-Nya. Dengan menyeberangi Laut Merah, umat Allah keluar dari Mesir dan memutuskan hubungan mereka dengan dunia. Kematian Laut Merah melambangkan suatu aspek dari kematian Tuhan Yesus di salib. Dalam Kitab Keluaran umat Allah sepenuhnya dibebaskan. Mereka memiliki pembebas yang perkasa, darah anak domba diterapkan atas mereka, daging domba, roti tidak beragi, dan sayur pahit dibawa masuk ke dalam mereka, dan kematian Laut Merah memisahkan mereka dari dunia. Mereka dibebaskan dari penghakiman Allah, perampasan dunia, dan belenggu Satan, dan mereka juga memiliki suplai hayat batini. Mereka diselamatkan oleh Allah.

Dalam perjalanan umat Allah, Tuhan Yesus memiliki posisi mutlak dalam perjalanan ini. Pertama, Kristus adalah air pahit yang menjadi manis. Setelah umat Allah diselamatkan, mereka berangkat, namun tidak ada bagian dari perjalanan mereka yang tanpa kesulitan; segala sesuatu adalah ujian. Namun, Tuhan Yesus yang mati di kayu salib, di atas pohon, mampu mengubah air pahit dan situasi pahit kita menjadi manis, seperti di Mara. Kedua, Kristus adalah manna setiap hari dalam perjalanan kita. Suplai kita setiap hari adalah Tuhan Yesus; Dia adalah manna kita setiap hari. Ketiga, Kristus adalah batu karang rohani yang mengaliri umat Allah. Tuhan Yesus juga adalah batu karang rohani kita dalam perjalanan kita, secara konstan mengalir sebagai air hidup untuk menyuplai kita dan memuaskan dahaga kita. Keempat, Kristus adalah Dia yang berdoa untuk umat Allah dan Dia yang berperang bagi mereka. Dalam perjalanan kita mengikuti Allah, Tuhan Yesus adalah Perantara dan Pejuang bagi umat Allah. Dalam Keluaran 17, seperti Musa berdoa di bukit, Yosua berperang di dataran. Dengan cara ini mereka mengalahkan orang Amalek, musuh umat Allah. Ini memberi tahu kita bahwa sewaktu kita mengikuti Allah dalam perjalanan kita, Tuhan Yesus adalah Perantara kita di satu pihak, dan di pihak lain Dia adalah Pejuang kita, yang mengalahkan musuh-musuh bagi kita, terutama mengalahkan daging kita. Kelima, Kristus adalah kesembuhan umat Allah. Dalam perjalanan kita mengikuti Allah, kita umat Allah berdosa melawan Allah begitu sering bahwa kita sering membawa diri kita ke dalam situasi kematian, karena itu, kita perlu kesembuhan pembebasan. Dalam Bilangan 21, bangsa Israel melakukan dosa yang patut mati, tetapi Allah menyebabkan mereka menerima kesembuhan dan terhindar mereka dari kematian melalui ular tembaga yang ditinggikan pada tiang. Ular tembaga pada tiang adalah lambang Tuhan Yesus tergantung di salib.    

Menempatkan lima butir di atas bersama-sama, kita nampak bahwa ketika kita mengikuti Allah dalam perjalanan kita setelah diselamatkan, semua keperluan kita diperhatikan oleh Tuhan Yesus. Ketika kita mengalami cobaan dan penderitaan yang pahit, Dia menyebabkan kita merasakan kemanisan-Nya. Dalam keperluan suplai kita setiap hari, Dia adalah manna kita. Dalam keperluan kita akan air hidup, Dia adalah Batu Karang rohani kita. Ketika kita bertemu musuh, Dia berdoa dan berjuang untuk kita. Ketika kita berdosa terhadap Allah, melakukan dosa yang layak mati, Dia menjadi penyembuhan kita. Semua persediaan ini memungkinkan kita melanjutkan perjalanan kita di padang gurun.

Dalam pelayanan umat Allah, pada satu pihak, kita umat Allah ada pada perjalanan; di pihak lain, kita melayani Allah. Segala sesuatu dalam pelayanan ini juga diri Kristus sendiri. Pelayanan bangsa Israel di hadapan Allah terutama yang mencakup tabernakel, kurban persembahan, dan sekelompok imam (tabernakel termasuk perabotan, seperti mezbah tembaga dan bejana pembasuhan tembaga di pelataran luar, kaki pelita emas, meja roti sajian, dan mezbah ukupan dalam Tempat Kudus, dan Tabut Kesaksian dalam Ruang Mahakudus—semua butir yang tercakup dengan tabernakel). Ketiga kategori—tabernakel, kurban persembahan, dan imam—mengacu kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus kita adalah tabernakel, Dia adalah tempat di mana kita bisa tampil di hadapan Allah dan di mana Allah dapat bertemu dengan kita. Yohanes 1:14 dengan jelas mengatakan bahwa dalam inkarnasi Tuhan Dia bertabernakel di antara kita. Karena itu, Tuhan Yesus adalah tabernakel bagi kita dan Allah, di dalam Dia kita bertemu Allah, dan di dalam Dia Allah bertemu kita. Sedangkan untuk perabotan dalam tabernakel, mezbah tembaga melambangkan salib-Nya, bejana pembasuhan tembaga melambangkan Roh Kudus yang mengalir dari Dia, roti sajian melambangkan Dia sebagai roti hayat kita, kaki pelita emas melambangkan Dia sebagai terang hayat kita, mezbah ukupan emas melambangkan Dia sebagai perkenan kita di hadapan Allah dalam kebangkitan, dan Tabut kesaksian melambangkan Dia sebagai kesaksian kita dan segalanya. Semua butir ini adalah Kristus sendiri.

Semua kurban persembahan mengacu kepada Tuhan Yesus, termasuk lima kurban—kurban bakaran, kurban sajian, kurban keselamatan, kurban penghapus dosa, dan kurban pendamaian—beberapa kurban lainnya. Di satu pihak, kurban-kurban persembahan ini adalah pemberian yang kita persembahkan kepada Allah, di pihak lain, mereka adalah makanan yang diperkenan Allah. Semuanya mengacu kepada Kristus.    

Selain itu, para imam, termasuk Harun dan anak-anaknya, juga melambangkan Tuhan Yesus. Dalam pelayanan kita sebagai umat Allah, tabernakel kita adalah Kristus, Imam kita adalah Kristus, dan kurban-kurban persembahan kita juga Kristus; Segala sesuatu dalam pelayanan kita adalah Kristus. Ketika kita membaca Kitab Keluaran, Imamat, Bilangan, atau Ulangan, tabernakel, para imam, dan kurban-kurban persembahan semuanya harus dipahami sebagai acuan kepada Kristus.

Dalam peperangan umat Allah, bukan hanya kita sebagai umat Allah harus mengikuti Allah dalam perjalanan kita dan melayani Allah, kita juga harus berperang karena ada musuh sepanjang perjalanan. Bahkan ketika kita telah mencapai tanah permai yang dijanjikan Allah, ada musuh menduduki tanah itu. Dalam peperangan kita, Kristus juga memiliki posisi khusus, yang dilambangkan oleh Yosua. Ketika orang Israel memasuki Kanaan untuk menerima warisannya, Yosua memimpin mereka dalam pertempuran mereka. Yosua adalah kata Ibrani, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, menjadi Yesus. Karena itu, Yosua dalam Perjanjian Lama adalah Yesus dalam Perjanjian Baru. Yosua menggambarkan Kristus memimpin kita untuk berperang, menghancurkan semua musuh kita supaya kita dapat mendapatkan posisi yang sah dan menerima hak warisan kita.

Dalam warisan umat Allah, pertama, Kristus menyebabkan umat Allah menerima warisan. Yosua tidak hanya berperang untuk umat Allah, dia juga menyebabkan umat Allah menerima warisan. Dia berperang untuk umat Allah agar mereka menerima warisan. Dia mampu membagikan warisan kepada mereka karena dia berperang untuk umat Allah dan menang. Dengan cara yang sama, Tuhan Yesus memampukan kita untuk memiliki warisan yang telah diberikan Allah kepada kita. Kedua, Kristus juga menyebabkan warisan umat Allah yang hilang dapat ditebus. Ketika kita kehilangan warisan yang diberikan Allah yang dikarenakan kehancuran, Kristus menebus untuk kita. Hal ini dilambangkan oleh Boas. Seperti Yosua, Kristus menyebabkan umat Tuhan menerima warisan, seperti Boas, Kristus menyebabkan warisan yang hilang dari umat Allah ditebus. Dia adalah Yang membagikan warisan dan Yang menebus warisan. Pembagian warisan dilambangkan oleh Yosua; penebusan warisan dilambangkan oleh Boas. Ini adalah posisi Tuhan Yesus di dalam warisan umat Allah. Sejauh ini kita telah membahas kitab Yosua, Hakim, dan Rut.

Dalam kerajaan Allah, umat Allah yang telah dibebaskan dari Mesir, perjalanan melalui padang gurun, meraih kemenangan, memasuki Kanaan, dan menerima warisan. Akhirnya, mereka memperoleh Kerajaan Allah di antara mereka. Tuhan Yesus juga memiliki posisi khusus di dalam Kerajaan Allah. Kristus adalah Raja. Semua raja dalam kerajaan ini melambangkan Kristus. Tuhan adalah Raja, Pemimpin, dalam kerajaan ini. Kristus adalah bait. Sentral kerajaan ini bukan takhta raja tetapi bait Allah. Bait melambangkan Kristus sendiri. Kristus adalah para Imam. Para imam yang melayani Allah dalam bait melambangkan Kristus. Kristus adalah Kurban-kurban Persembahan. Semua kurban persembahan yang dipersembahkan melambangkan Kristus. Dalam kerajaan ini, Raja adalah Kristus, bait adalah Kristus, Imam adalah Kristus, dan kurban-kurban persembahan adalah Kristus. Butir-butir ini dibahas dalam 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-Raja, dan 1 dan 2 Tawarikh.

Sumber: Living Stream Ministry, Ten Lines in the Bible, chapter 2, Wtiness Lee.


Fitur komentar ditutup.