Artikel

Artikel

Fakta Sejarah Mati Bersama Kristus

Posted 22/10/2014 | 12:10

Roma 6:1-11 dengan jelas memperlihatkan kepada kita, bahwa kematian Tuhan Yesus bersifat mewakili dan meliputi. Dalam kematianNya, kita semua mati. Orang-orang yang tidak nampak perkara ini, mustahil memiliki kemajuan dalam hal rohani. Sebagaimana kita tidak mungkin mengalami pembenaran, jika kita tidak nampak Dia menanggung dosa-dosa kita di salib; kita pun tidak mungkin mengalami pengudusan, jika kita tidak nampak Dia memikul kita di salib. Bukan hanya dosa-dosa kita yang telah diletakkan di atas diriNya, bahkan diri kita pun telah ditaruh di dalamNya.

Bagaimana Anda mendapatkan pengampunan dosa? Bukankah karena Anda tahu, bahwa Tuhan Yesus mati sebagai Pengganti Anda, memikul dosa-dosa Anda, dan darahNya tercucur untuk membersihkan kecemaran Anda? Bila Anda nampak semua dosa Anda telah diletakkan di salib, apakah yang Anda lakukan? Apakah Anda berkata, "Tuhan Yesus, datanglah dan matilah untuk menanggung dosa-dosaku"? Tidak! Anda tidak akan berdoa demikian. Anda hanya bersyukur kepada Tuhan. Anda tidak perlu memohon Dia datang dan mati bagi Anda lagi, karena Anda tahu, bahwa Ia telah mati bagi Anda.

Apa yang terjadi dalam hal pengampunan Anda, juga terjadi dalam hal kelepasan Anda. Karya itu sudah selesai, tidak memerlukan doa-doa kita. Kita hanya perlu memuji. Allah telah menaruh kita semua di dalam Kristus, maka ketika Kristus disalibkan, kita pun disalibkan. Jadi, kita tidak perlu lagi berdoa, "Tuhan, aku adalah orang yang sangat jahat, mohon Dikau menyalibkan aku." Doa sedemikian adalah salah. Anda tidak berdoa bagi dosa-dosa Anda, mengapa kini Anda berdoa bagi diri Anda? Dosa-dosa Anda telah dibereskan oleh darah-Nya, dan diri Anda telah dibereskan oleh salibNya. Semuanya adalah fakta yang sudah rampung. Yang perlu Anda lakukan hanyalah memuji Tuhan, karena ketika Kristus mati, Anda pun mati; Anda telah mati di dalam­ Nya. Pujilah Dia atas hal itu, dan hiduplah dalam terang itu. "Ketika itu percayalah mereka kepada segala firman-Nya, mereka menyanyikan puji-pujian kepadaNya." (Maz­mur 106:12)

Percayakah Anda kepada kematian Kristus? Tentu saja! Namun Alkitab tidak hanya mengatakan Ia mati bagi kita, juga mengatakan kita mati bersamaNya. Mari kita lihat lagi firman Tuhan, "Kristus telah mati untuk kita" (Roma 5:8). Inilah pernyataan yang pertama, dan yang cukup jelas. Lalu, Alkitab berkata lagi, "Manusia lama kita telah turut disalibkan" (Roma 6:6). "Kita telah mati dengan Kristus" (Roma 6:8).

Kapankah kita tersalib bersamaNya? Tanggal berapakah manusia lama kita tersalib? Besokkah? Kemarin­kah? Hari inikah? Mungkin kita lebih mudah menjawabnya, bila saya ubah sedikit pernyataan Paulus sehingga berbunyi demikian, "Kristus dan manusia lama kita telah disalibkan pada waktu yang sama." Di antara kalian ada yang datang berdua. Kalian datang ke sini bersama­-sama. Mungkin Anda berkata, "Temanku datang ke sini bersamaku." Namun, Anda pun tidak salah kalau menga­takan, "Aku datang ke sini bersama temanku." Kalau seorang di antara kalian datang tiga hari yang lalu dan yang lain baru tiba hari ini, Anda tidak bisa berkata begitu. Tetapi karena kalian datang bersama-sama, Anda dapat mengatakan kedua kalimat tersebut di atas, dan keduanya benar; karena keduanya adalah pernyataan atas satu fakta. Jadi, menurut fakta sejarah, kita dapat de­ngan khidmat berkata, "Ketika Kristus disalibkan, aku juga disalibkan", atau "Ketika aku disalibkan, Kristus juga disalibkan". Kedua pernyataan ini benar, karena keduanya bukan dua peristiwa sejarah yang berbeda, me­lainkan satu peristiwa sejarah. Aku disalibkan "bersama Dia" - (Istilah 'bersama Dia' di sini, selain memiliki pe­ngertian sejarah, juga memiliki pengertian doktrinal. Ha­nya yang dalam pengertian sejarah yang dapat diutara­kan secara timbal balik). Sudahkah Kristus disalibkan? Lalu, dapatkah nasibku berbeda dengan-Nya? Kalau Ia di­salibkan hampir dua ribu tahun yang lalu, dan aku ber­samaNya, mungkinkah penyaliban atas diriku baru ber­langsung besok? Mungkinkah penyaliban yang dialami­-Nya dahulu, baru kualami hari ini atau kelak? Puji Tu­han, ketika Ia mati di salib, aku pun mati bersama-Nya. Ia tidak hanya mati menggantikan diriku, tetapi Ia mem­bawa diriku bersama-Nya di salib, sehingga ketika Ia mati, aku pun mati. Kalau aku percaya Tuhan Yesus sudah mati, barulah aku dapat percaya bahwa diriku pun sudah mati.

Mengapa Anda percaya bahwa Tuhan Yesus sudah mati? Apa dasar kepercayaan Anda itu? Apakah karena Anda "merasa" Ia sudah mati? Tidak, Anda tidak pernah merasakannya. Anda percaya karena firman Allah mem­beritahu Anda demikian. Ketika Tuhan disalibkan, juga ada dua orang penyamun disalibkan bersamaan waktunya dengan Dia. Anda tidak meragukan hal itu, karena Alki­tab mengatakan demikian dengan cukup jelas. Anda percaya akan kematian Tuhan Yesus dan kematian kedua penyamun yang bersama-Nya. Kini, bagai­mana dengan kematian Anda sendiri? Penyaliban Anda lebih intim daripada penyaliban mereka. Mereka disalib­kan pada saat yang sama dengan penyaliban Tuhan, tetapi dengan salib yang berbeda, sedangkan Anda disa­libkan pada salib yang sama dengan-Nya, karena Anda ada di dalam-Nya ketika Ia mati. Bagaimana Anda tahu hal itu? Anda tahu hanya karena satu alasan, yaitu ka­rena Allah telah mengatakan demikian. Itu tidak tergan­tung pada perasaan Anda. Anda merasa Kristus telah mati, Ia memang telah mati; Anda tidak merasa Kristus telah mati, Ia tetap telah mati. Anda merasa Anda telah mati, Anda memang telah mati; Anda tidak merasa Anda telah mati, Anda tetap telah mati. Itu adalah fakta ilahi. Kristus telah mati, adalah satu fakta; kedua penyamun itu telah mati, juga adalah satu fakta; dan Anda telah mati, itu pun satu fakta. Ketahuilah, "Anda telah mati" Anda telah dibereskan! Anda sudah dihapuskan! Diri An­da yang Anda benci itu telah digantung di salib Kristus! "Siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa" (Roma 6:7). Inilah Injil untuk orang Kristen!

Keefektifan fakta tersalibnya kita bukan dikarena­kan tekad atau usaha kita, melainkan hanya karena me­nerima yang dirampungkan Tuhan Yesus di salib. Mata kita perlu dicelikkan untuk melihat pekerjaan yang telah digenapkan Tuhan di Golgota. Sebelum beroleh selamat, beberapa orang mungkin mencoba menyelamatkan diri­nya sendiri dengan cara membaca Alkitab, berdoa, meng­hadiri kebaktian, bersedekah. Namun suatu hari, mata Anda terbuka dan Anda melihat, bahwa keselamatan yang sempurna telah tersedia bagi Anda di salib. Anda hanya menerimanya dan bersyukur kepada Allah, segera damai sejahtera dan sukacita mengalir ke dalam hati Anda. Ketahuilah, penebusan kita dan pengudusan kita berada di atas dasar yang sama. Jalan kelepasan kita dari dosa, sama dengan jalan kita mendapatkan pengam­punan atas dosa-dosa.

Cara penyelamatan Allah sama sekali berbeda dengan cara manusia. Cara manusia ialah berusaha, mene­kan dosa dengan. mencoba mengalahkannya; cara Allah ialah menyingkirkan orang dosa itu. Banyak orang Kris­ten berdukacita karena kelemahan mereka. Mereka me­ngira, kalau mereka lebih kuat sedikit, semuanya akan baik. Mereka mengira, kegagalan mereka menempuh hi­dup yang kudus dikarenakan kelemahan dan ketidak-ber­dayaan mereka. Akibatnya, timbullah lebih banyak per­mintaan/tuntutan terhadap diri sendiri. Pemikiran sede­mikian ini salah. Kesalahpahaman kita terhadap kuasa dosa dan ketidak-mampuan kita untuk mengatasinya, bi­asanya membuat kita berkesimpulan : kita harus memiliki kekuatan yang lebih banyak untuk menang atas dosa. Kita sering berkata, "Kalau saja aku lebih kuat lagi, aku pasti dapat mengatasi ledakan amarahku." Karena itulah kita lalu mohon Tuhan menguatkan diri kita, agar kita lebih mampu mengendalikan diri.

Tetapi itu sama sekali keliru! Itu bukanlah kekristenan! Cara Allah melepaskan kita dari dosa bukan de­ngan membuat kita menjadi lebih kuat, melainkan mem­buat kita menjadi makin lemah. Menurut Anda, itu ada­lah jalan kemenangan yang aneh; namun itulah jalan Al­lah. Allah membebaskan kita dari kekuasaan dosa, bukan dengan menguatkan manusia lama kita, melainkan de­ngan menyalibkannya; bukan dengan membantunya me­lakukan sesuatu, melainkan dengan menyingkirkannya.

Selama bertahun-tahun, mungkin Anda sudah berusaha mengendalikan diri, namun tanpa hasil; dan mungkin hal itu masih Anda lakukan sampai kini. Tapi begitu Anda nampak kebenaran ini, Anda akan menga­kui, bahwa Anda memang tidak mampu melakukan apapun. Allah telah menyingkirkan Anda sama sekali, Allah telah menggenapkan semuanya. Penampakan sema­cam itu akan mengakhiri pergumulan dan usaha diri sendiri.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, "Kehidupan Orang Kristen Yang Normal", Watchman Nee


Fitur komentar ditutup.