Artikel

Artikel

Dua Masalah dan Dua Aspek Keselamatan

Posted 02/05/2014 | 12:05

Surat Roma 1-8 dapat dibagi menjadi dua bagian, sehingga kita dapat melihat perbedaan yang mencolok dari dua permasalahan pokok. Roma 1:1-5:11, empat setengah pasal, merupakan bagian pertama; dan Roma 5:12-8:39, tiga setengah pasal lainnya, adalah bagian yang kedua. Kalau kita membaca kedua bagian tersebut dengan teliti, kita akan melihat perbedaan pokok pembahasan keduanya. Misalnya, dalam bagian pertama, kita temukan kata "dosa-dosa" (jamak) secara mencolok. Namun dalam bagian kedua, kata "dosa-dosa" hampir tidak terlihat, sedangkan kata "dosa" (tunggal) muncul berkali-kali. Mengapa demikian?

Ini dikarenakan bagian pertama membahas masalah perbuatan dosa (jamak) yang telah kuperbuat di hadapan Allah, yang banyak dan dapat dirinci; sedangkan bagian kedua membahas masalah tabiat dosa (tunggal) yang merupakan "dalang" (prinsip) yang bekerja di dalamku. Tidak peduli berapa banyak perbuatan dosa yang kuperbuat, semuanya selalu dikarenakan satu "dalang" dosa itu. Jadi, selain aku memerlukan pengampunan atas perbuatan dosaku, aku pun memerlukan kelepasan dari kuasa dosa. Yang pertama menjamah hati nuraniku, dan yang terakhir menjamah hidupku. Meskipun aku telah menerima pengampunan atas segala dosa-dosaku, kalau tabiat dosaku belum terbereskan, aku tetap belum memiliki damai sejahtera yang abadi.

Ketika untuk kali pertama terang Allah menyoroti hatiku, aku berseru mohon pengampunan, sebab aku nampak bahwa aku telah melakukan banyak dosa di hadapan-Nya. Tetapi setelah aku menerima pengampunan atas dosa-dosaku, lambat laun aku menemukan satu masalah yang baru, yaitu tabiat dosa. Aku nampak, bukan hanya aku telah berbuat dosa-dosa di hadapan Allah, tetapi juga ada sesuatu yang tidak benar di dalamku; ternyata aku memiliki tabiat orang berdosa. Ada satu kecenderungan terhadap dosa di batinku, ada satu kuasa yang menarikku untuk berdosa. Bila kuasa itu bergerak, aku pun melakukan dosa-dosa. Meskipun setelah itu aku memohon pengampunan, dan benar-benar beroleh pengampunan, namun tidak lama kemudian, aku berdosa lagi. Demikianlah hidupku dalam lingkaran: berdosa - diampuni - dan berdosa lagi. Aku sangat bersyukur atas berkat pengampunan Allah, tetapi aku masih memerlukan sesuatu yang lebih dari itu, yaitu kelepasan! Aku memerlukan pengampunan atas segala yang telah kuperbuat, tetapi aku pun memerlukan kelepasan dari apa adanya diriku. Demikianlah, dalam delapan pasal pertama Surat Roma, kita nampak dua aspek keselamatan: pertama, pengampunan atas dosa-dosa kita; kedua, pelepasan kita dari dosa.

Pada bagian pertama Surat Roma 1--8, kita temukan dua keterangan terhadap darah Tuhan Yesus, yaitu pada 3:25 dan 5:9. Pada bagian kedua, khususnya pada 6:6, muncullah satu konsep baru yang mengatakan bahwa kita sudah "disalibkan" bersama Kristus. Uraian pada bagian pertama berkisar pada aspek pekerjaan Tuhan Yesus yang diwakili oleh "darah" yang tercucur untuk pembenaran kita melalui "pengampunan dosa-dosa". Namun istilah itu tidak lagi dipakai pada bagian kedua, yang uraiannya berkaitan pada aspek pekerjaan-Nya yang diwakili oleh "salib"; ini berarti kita harus bersatu dengan Kristus dalam kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya. Perbedaan ini sangat berharga! Darah menanggulangi segala yang kita perbuat, sedangkan salib menanggulangi apa adanya kita. Darah menghapuskan dosa-dosa kita, sedang salib menghancurkan akar kemampuan berdosa kita.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, "Kehidupan Orang Kristen Yang Normal", Watchman Nee.


Fitur komentar ditutup.