Artikel

Artikel

Doa: Pernafasan Hayat Rohani

Posted 07/06/2013 | 12:06

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6)

Perkara yang terpenting bagi seorang bayi yang baru lahir ialah bernafas. Berdoa adalah pernafasan hayat rohani; sama se­perti pentingnya bernafas bagi seorang bayi yang baru lahir, demi­kian jugalah pentingnya berdoa bagi orang yang baru percaya. Ka­rena itu, setelah kita percaya Tuhan, setelah berseru kepada nama Tuhan, dan diselamatkan, kita harus tetap berdoa dan berseru ke­pada Tuhan dengan berkesinambungan. Dengan demikian kita akan mendapatkan udara rohani, yang membuat kita bertumbuh dan kuat di dalam hayat rohani.

MAKNA BERDOA

Makna sesungguhnya dari berdoa ialah manusia berkontak dengan Allah di dalam roh seraya menghirup diri Allah. Berdoa ialah kontak antara roh manusia dengan Roh Allah, yaitu manusia menghirup Allah ke dalam diriNya. Jadi berdoa tidak dititikberatkan pada memohon sesuatu kepada Allah, melainkan berkontak dan menghirup Allah.

ORGAN BERDOA

Tak peduli manusia melakukan apa saja, tentu memerlukan organ yang tepat. Untuk dapat melihat memerlukan mata, men­dengar memerlukan telinga, berdoa memerlukan roh. Berdasar­kan Yohanes 4:24 dan Efesus 6:18, kita tahu bahwa Allah itu Roh, karena itu barangsiapa menyembah Dia, berdoa kepadaNya, ha­rus di dalam roh manusianya, yaitu harus menggunakan rohnya. Roh kita adalah bagian yang paling dalam dari diri kita. Berdoa di dalam roh, atau menggunakan roh kita untuk berdoa, berarti memakai bagian yang paling dalam dari diri kita untuk berkontak dengan Allah. Karena itu ketika kita berdoa, jangan hanya ber­dasarkan pikiran otak, melainkan harus berdasarkan perasaan roh yang di dalam. Organ untuk berdoa bukan otak, melainkan roh.

SANDARAN DOA

Kita ingin menghampiri Allah, berkontak dengan Allah, ber­doa kepada Allah, perlu bersandarkan darah yang dialirkan Tuhan Yesus untuk penebusan kita (Ibr.10:19), yang mencuci bersih segala kenajisan dosa yang menghalangi persekutuan kita dengan Allah; bersamaan dengan itu juga perlu di dalam nama Tuhan Yesus (Yoh. 15:16), yaitu di dalam diri Tuhan sendiri. Kita berdoa bu­kan hanya perlu bersandar darah Tuhan, juga perlu bersandar na­ma Tuhan, yaitu diri Tuhan sendiri. Kita berdoa di hadapan Allah tidak bisa bersandar perbuatan kita, karena bagaimanapun baik­nya perbuatan kita, di hadapan Allah sepertilah kain compang­-camping (Yes.64:6); juga tidak bisa bersandarkan diri kita sendiri, karena diri kita adalah najis, tidak bisa diperkenan Allah. Karena itu kita harus bersandar pada darah Tuhan yang mencuci bersih segala kenajisan kelakuan kita, juga bersandar diri Tuhan sendiri, yang menggantikan kita yang najis ini, datang ke hadapan Allah untuk berdoa; demikian seperti Tuhan sendiri datang ke hadapan Allah untuk berdoa. Doa yang demikian baru bisa diperkenan Allah.

DASAR DOA

Berdoa bukan menurut apa yang dipikirkan oleh otak kita, melainkan harus menurut perasaan yang ada di dalam roh kita. Roh Anda merasakan apa, utarakan itu melalui mulut Anda se­bagai doa. Begitu Anda datang ke depan Allah untuk berdoa, jangan membuka mulut kepada Allah menurut apa yang telah Anda tentukan terlebih dulu, melainkan utarakanlah kepada Allah apa yang dirasakan di dalam roh Anda saat itu. Jika di dalam roh Anda merasa bahwa Anda harus mengaku dosa, mengaku dosa­lah; di dalam roh Anda terasa ingin memuji Tuhan, pujilah Tuhan; di dalam roh Anda menyuruh Anda berbuat apa, lakukanlah hal itu.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Makanan Rohani Sehari-hari (1).


Fitur komentar ditutup.