Artikel

Artikel

Darah Kristus Mengalahkan Dakwaan Iblis

Posted 19/09/2014 | 12:09

Masih ada aspek darah yang ditujukan kepada Iblis. Kegiatan Iblis yang paling licik dan paling ganas saat ini adalah menjadi pendakwa saudara-saudara (Wahyu 12:10) dan Tuhan menghadapinya dengan pelayananNya yang khusus sebagai Imam Besar "melalui darahNya sendiri" (Ibrani 9:12). Lalu bagaimana darah berperan menghadapi Iblis? Dengan menempatkan Allah di pihak manusia pada saat melawan Iblis. Kejatuhan telah membawa masuk sesuatu ke dalam diri manusia, sehingga Iblis memiliki satu tempat berpijak di dalam manusia. Akibatnya, Allah terpaksa mengundurkan diri. Kini manusia berada di luar taman - telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23), karena dia telah menjauhi Allah secara batiniah. Karena perbuatan manusia itu sendiri, timbullah sesuatu di dalam dirinya. Tanpa sesuatu itu disingkirkan, Allah tidak dapat melindunginya secara moral.

Syukur kepada Allah, darah telah menyingkirkan penghalang itu dan memulihkan manusia kepada Allah, dan Allah kepada manusia. Kini manusia bisa menghadapi Iblis tanpa takut, karena ia sudah berdiri pada satu kedudukan yang menguntungkan dan Allah berdiri di pihaknya. 1 Yohanes 1:7 dalam terjemahan J.N Darby berkata, "Darah Yesus, AnakNya itu menyucikan kita dari setiap dosa." Yang dimaksud di sini bukanlah semua dosa secara umum, melainkan "setiap" macam dosa. Apa artinya? O, sungguh menakjubkan! Allah adalah terang, dan saat kita berjalan di dalam terang bersamaNya, setiap hal akan terungkap dan terbuka di bawah terang itu, sehingga Allah dapat melihat semuanya dan sekarang, darah mampu membersihkan kita dari setiap dosa. O, pembersihan yang sungguh indah! Ini bukan berarti saya tidak mengenal diriku secara mendalam, atau Allah kurang mengenalku. Juga bukan berarti saya hendak menyembunyikan sesuatu, atau Allah mengabaikan sesuatu. Bukan demikian, melainkan Allah di dalam terang, saya juga di dalam terang, lalu darah adi membersihkan saya dari setiap dosa. Darah cukup untuk itu! Beberapa orang di antara kita, karena tertekan oleh kelemahannya sendiri, mungkin sering tergoda dan mengira ada dosa-dosa tertentu yang tidak dapat diampuni. Ingatlah firman ini, "Darah Yesus Kristus, Anak­Nya itu menyucikan kita dari setiap dosa." Dosa besar, dosa kecil, dosa-dosa yang sangat kotor dan dosa-dosa yang nampaknya tidak terlalu kotor, dosa-dosa yang saya pikir dapat diampuni dan dosa-dosa yang nampaknya tidak dapat diampuni, ya, semua dosa; yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar, yang teringat atau yang sudah dilupakan, tercakup dalam ungkapan "setiap dosa". Haleluya! "Darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari setiap dosa". Darah bisa berkhasiat demikian, karena darah sudah memuaskan Allah.

Karena Allah, yang melihat segala dosa kita di dalam terang, dapat mengampuni dosa-dosa kita itu berdasarkan darah, atas dasar apa Iblis mendakwa kita? Mungkin Iblis mendakwa kita di hadapan Allah, tetapi, "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31). Allah akan menunjukkan darah Putra kekasihNya kepada Iblis. Inilah jawaban yang paling berkekuatan, yang tidak bisa dibantah oleh Iblis "Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi : yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?" (Roma 8:33-34). Demikianlah jawaban Allah terhadap setiap tantangan. Sekali lagi, kita perlu mengakui bahwa darah adi mutlak cukup bagi kita. "Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang . . . dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus . . . dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan kekal" (Ibrani 9:11-12). Dia pernah sekali menjadi Penebus. Ia sudah menjadi Imam Besar dan Pembela selama hampir dua ribu tahun. Dia berdiri di hadapan Allah, "Dialah pendamaian untuk segala dosa kita" (1 Yohanes 2:2). Perhatikanlah kata-kata dalam Ibrani 9:14, "Betapa lebihnya darah Kristus. . . . menyucikan hati nurani kita". Ayat tersebut menegaskan kecukupan pelayanan-Nya. Bagi Allah, itu sudah cukup.

Lalu bagaimana sikap kita menghadapi Iblis? Ini penting, karena ia menuduh kita tidak hanya di hadapan Allah, juga di dalam hati nurani kita. Sering Iblis menuduh kita, "Kamu telah berdosa, dan masih terus berdosa. Kamu lemah, dan Allah tidak sudi lagi berhubungan denganmu." Lalu, kita tergoda, kita tertipu untuk melihat ke dalam dan membela diri dengan mencoba menemukan dalam diri kita, perasaan kita, atau tingkah laku kita, suatu dasar untuk meyakinkan bahwa Iblislah yang salah. Atau, mungkin kita tertipu dan mengakui bahwa kita tidak dapat lagi ditolong, sehingga terseret kepada keadaan yang ekstrim, tertekan dan putus asa. Demikianlah tuduhan merupakan senjata Iblis yang paling hebat dan ampuh. Ia menuding dosa-dosa kita dan menggugat kita berdasarkan dosa-dosa itu di hadapan Allah. Kalau kita menerima tuduhannya, kita segera jatuh.

Mengapa kita mudah menerima tuduhan Iblis? Ini dikarenakan kita masih berharap memiliki sedikit kebenaran pada diri kita sendiri. Dasar pengharapan ini keliru. Dalam hal ini Iblis sering berhasil membuat kita melihat ke arah yang salah, sehingga ia menang, dan kita kalah. Kalau kita telah belajar tidak mempercayai daging, kita tidak akan heran bila kita berdosa, karena sifat daging adalah berdosa. Mengertikah Anda? Karena kita belum mengenal sifat kita yang sesungguhnya, dan belum melihat betapa tidak berdayanya diri kita, kita masih mengharapkan sesuatu pada diri kita. Akibatnya, ketika Iblis datang, dan mendakwa kita, kita jatuh.

Allah mampu menanggulangi dosa-dosa kita; tetapi Ia tidak dapat menanggulangi orang yang takluk di bawah tuduhan Iblis; karena orang semacam itu tidak percaya kepada darah. Meskipun darah berbicara baginya, membelanya, ia malah mendengarkan Iblis. Kristus adalah Pembela kita, namun kita yang didakwa, malah memihak kepada pendakwa kita! Kita tidak mengenal bahwa diri kita tidak berharga sedikitpun, hanya patut mati. Selanjutnya akan kita lihat, bahwa kita hanya patut disalibkan. Kita belum mengenal, hanya Allah yang mampu membungkam si pendakwa, dan melalui darah adi, Dia sudah melakukan hal itu.

Keselamatan kita tergantung pada memandang Tuhan Yesus dan melihat bahwa darah Anak Domba sudah membereskan seluruh keadaan yang timbul akibat dosa-dosa kita. Itulah dasar yang teguh bagi kita untuk berdiri. Jangan sekali-kali berusaha menjawab Iblis dengan kelakuan baik kita. Lawanlah dia selalu dengan darah. Ya, kita memang berdosa, tetapi puji Allah! Darah menyucikan kita dari setiap dosa. Allah telah melihat darah itu, dan oleh darah itu Anak-Nya telah memenuhi segala tuduhan Iblis, sehingga Iblis tidak memiliki dasar untuk menyerang lagi. Mutlak bersandarnya kita kepada darah adi, dan penolakan kita untuk pindah dari kedudukan itu, cukup untuk membungkam tuduhan Iblis, bahkan membuatnya kabur (Roma 8:33-34). Pengalaman ini berlangsung terus sampai akhir (Wahyu 12:11). O, betapa bebasnya kita, bila kita nampak lebih jelas nilai darah adi Anak Allah dalam pandangan Allah!

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, "Kehidupan Orang Kristen Yang Normal", Watchman Nee.


Fitur komentar ditutup.