Artikel

Artikel

Berfungsi bagi Tubuh Kristus

Posted 30/06/2013 | 12:06

Pembacaan Alkitab: Ef. 4:11-12; 1 Kor. 12:14-36; Rm. 12:4-8


Tubuh Kristus adalah kelanjutan dari hayat Kristus di bumi. Ketika Dia datang dan hidup di bumi, Dia mengekspresikan diri-Nya melalui sesosok tubuh jasmaniah. Hari ini Dia masih membutuhkan satu Tubuh untuk mengekspresikan diri-Nya. Sebagaimana seorang manusia memerlukan satu tubuh untuk mengekspresikan segala apa adanya dia, Kristus juga memerlukan sebuah Tubuh untuk mengekspresikan diri-Nya. Fungsi dari Tubuh ini adalah untuk menjadi ekspresi yang penuh dari Kristus. Kita tidak dapat menyatakan kepribadian kita hanya melalui salah satu dari anggota tubuh kita — telinga, mulut, mata, tangan, atau kaki. Demikian pula, Kristus tidak dapat menyatakan kepribadian-Nya melalui satu anggota Tubuh-Nya. Perlu seluruh Tubuh-Nya menyatakan Dia.

Tubuh Kristus adalah kepanjangan dan kelanjutan Kristus di bumi. Dia memakai lebih dari 30 tahun di bumi untuk menyatakan diri-Nya; itu adalah Kristus yang individual. Hari ini Dia menyatakan diri-Nya melalui gereja; inilah Kristus yang korporat. Dulu, Kristus terekspresi secara individual; kini, Ia terekspresi secara korporat melalui gereja. Namun setelah gereja terbentuk, ada satu pihak yang menentangnya, yakni Iblis. Dari sejarah kita tahu bahwa Iblis terus berusaha merusak gereja dengan agama, pengetahuan, dan organisasi. Sasaran Iblis ialah memecah belah Tubuh Kristus dan merusak fungsi‑fungsi anggota Tubuh. Jika Tubuh Kristus terpecah-belah dan kaum imani tidak menunaikan fungsi mereka masing-masing, maka tidak ada ekspresi Kristus, tidak ada pembangunan, dan tidak akan ada penggenapan tujuan kekal Allah.

Dalam Efesus 4:11-12, Paulus berkata, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.” Dari kedua ayat ini kita nampak bahwa orang-orang berkarunia yang Tuhan berikan kepada gereja adalah untuk memperlengkapi tiap-tiap orang kudus sedemikian rupa agar mereka masing-masing bisa menunaikan fungsinya, bagi pembangunan Tubuh Kristus. Sistem hierarki dan organisasi telah begitu dalam mempengaruhi konsepsi kebanyakan orang kudus, sehingga tidak nampak bahwa Tuhan menghendaki setiap orang berfungsi secara organik bagi pembangunan.

Kita perlu nampak bahwa kita telah dilahirkan kembali di dalam Kristus bagi Tubuh-Nya. Melalui kelahiran kembali, kita menjadi anggota-anggota-Nya. Di dalam kita ada hayat-Nya, hayat yang memungkinkan kita untuk berfungsi. Sebab itu, masing-masing anggota memiliki fungsi, dan semua fungsi itu adalah untuk Tubuh. Fungsi satu anggota adalah fungsi keseluruhan Tubuh. Ketika satu anggota melakukan sesuatu, seluruh Tubuh melakukannya. Ketika mulut berbicara, seluruh tubuh berbicara. Ketika tangan bekerja, seluruh tubuh bekerja. Ketika kaki berjalan, seluruh tubuh berjalan. Kita tidak dapat memisahkan anggota dari tubuh. Segala sesuatu yang dilakukan anggota haruslah untuk Tubuh.

Satu Korintus 12:14-36 membicarakan dua konsepsi yang tidak seharusnya dimiliki oleh anggota: (1) “Karena aku bukan . . . maka aku tidak termasuk tubuh” (ay. 15). Ini adalah memandang rendah diri sendiri dan menginginkan pekerjaan anggota lain. (2) “Aku tidak membutuhkan engkau” (ay. 21). Ini adalah kesombongan diri, menganggap satu orang bisa melakukan segalanya, dan merendahkan yang lain. Kedua konsepsi ini membahayakan Tubuh. Kita tidak seharusnya meniru anggota lain atau menginginkan pekerjaan anggota lain, mengira diri sendiri tidak bisa seperti yang lain sehingga merasa rendah diri, juga tidak seharusnya memandang rendah anggota lain dan berpikir bahwa diri sendiri lebih baik dan lebih berguna.

Bila ingin mengetahui apakah hidup gereja kita sehat atau tidak, salah satu indikasinya adalah kondisi sidang-sidang kita. Berapa banyak yang berfungsi? Berapa banyak yang memikul sidang-sidang itu? Ketika kita berhimpun bersama, kita seharusnya dengan spontan dapat saling berfungsi. Ketika seorang saudara berdiri, kita nampak terang; ketika seorang saudara lain berdiri lagi, kita merasakan penyertaan Tuhan; dan seorang membuka mulut berdoa, kita menjamah Allah, dan ketika seorang saudara mengucapkan beberapa patah kata, kita merasakan adanya suplaian hayat.

Kita perlu mengetahui bahwa banyak anggota dari satu tubuh memiliki fungsi yang berbeda (Rm. 12:4-8). Dua orang saudari remaja mungkin usianya hampir sama, tetapi memiliki fungsi yang berbeda. Apa yang dapat dikerjakan saudari ini, tidak dapat dikerjakan saudari itu. Kalau kita menyadari hal ini, kita tidak akan memandang tinggi diri sendiri, tetapi akan dapat menghormati orang lain. Kita semua mempunyai fungsi yang berbeda. Jika kita menyadari bahwa satu orang Kristen tidak lebih dari satu anggota, kita tidak akan berbangga diri lagi. Semuanya tergantung pada penglihatan kita. Orang yang melihat bahwa dirinya adalah anggota pasti akan memustikakan Tubuh dan menghormati anggota lainnya. Ia tidak akan hanya melihat kebajikan diri sendiri, melainkan melihat orang-orang yang lain lebih baik dari diri sendiri.

Perbedaan fungsi anggota-anggota Tubuh dapat tertampak dari wajah manusia. Pandanglah wajah Anda: Anda mempunyai dua mata, dua telinga, satu hidung, dan dua belah bibir – masing-masing memiliki kegunaannya sendiri. Itulah ilustrasi dari kehidupan gereja. Jika salah satu anggota yang mana pun terpisah dari tubuh, ia akan kehilangan hayat dan fungsinya. Tidak ada satu anggota pun yang dapat merdeka terhadap tubuh, atau bersikap individualistis. Kita wajib mengerti, kalau kita telah menjadi anggota Tubuh, kita tidak dapat menjadi satuan yang lengkap. Setiap kita hanyalah salah satu anggota Tubuh saja. Karena itu, kita perlu melekat terus di dalam Tubuh. Sebagai anggota, wajiblah kita saling berkoordinasi, supaya kita bisa menjadi satu Tubuh yang hidup dan berfungsi. Kalau kita tidak saling bekerja sama, kita akan menjadi anggota yang tercerai berai, dan dengan demikian kehidupan Tubuh tidak mungkin terwujud dengan riil.

Terakhir, dalam hidup gereja, kita pun harus belajar memiliki perasaan Tubuh (1 Kor. 12:26; Rm. 12:15). Ketika kita bermasalah dengan saudara atau saudari, itu berarti kita bermasalah dengan Allah. Ada orang Kristen seperti kupu-kupu, mereka bertindak sendiri; ada orang Kristen seperti lebah, mereka hidup dan bergerak bersama. Seekor kupu-kupu terbang dari satu bunga ke bunga lainnya, menempuh jalan yang manis untuk diri sendiri; tetapi lebah bekerja untuk sarangnya. Kupu-kupu hidup dan bekerja sendiri-sendiri, tetapi lebah memiliki perasaan kebersamaan. Kita semua harus seperti lebah, memiliki perasaan Tubuh dan hidup bersama dengan anggota Tubuh Kristus yang lain. Di mana ada wahyu akan Tubuh, di situ ada perasaan akan Tubuh; dan di mana ada perasaan akan Tubuh, pikiran dan tindakan individual akan tersingkir secara otomatis.