Artikel

Artikel

Berdoa Dalam Doa Sampai Tuhan Menyelesaikan Pekerjaan-Nya

Posted 30/12/2013 | 12:12

Pembacaan Alkitab:

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. (Roma 8:26-27)


Roma 8:26 dan 27…memberi tahu kita bahwa kita tidak tahu tujuan kita berdoa yang sesuai, tetapi Roh Kudus berdoa setiap saat di dalam kita menurut tujuan Allah. Sesungguhnya kita tidak tahu bagaimana berdoa. Kita tahu apa yang biasa disebut orang permohonan, tetapi kita mengetahui sedikit tentang doa yang dibicarakan dalam Kitab Suci. Pertama kali saya membaca dua ayat ini dalam Roma 8, saya mempertanyakan maknanya. Ketika saya sakit, saya berpikir, tidakkah saya berdoa kepada Allah meminta Dia menyembuhkan saya? Ketika saya memerlukan sesuatu tidakkah saya berdoa kepada Allah meminta-Nya untuk memenuhi keperluan itu? Bagaimana Kitab Suci bisa mengatakan bahwa kita tidak tahu bagaimana kita seharusnya berdoa yang sesuai? Perlahan-lahan Tuhan menunjukkan kepada saya bahwa kita betul-betul tidak tahu apa-apa mengenai jenis doa yang Allah inginkan…Inilah kelemahan kita. Syukur kepada Allah dalam hal kelemahan kita ini, Roh itu sendiri bersama membantu kita dan berdoa setiap saat bagi kita dengan keluhan yang tidak bisa terucapkan.

Saudara-saudari, doa yang sejati adalah Roh Kudus di dalam manusia menyatakan hasrat Allah melalui manusia. Dengan kata lain, doa yang sejati adalah doa yang melibatkan dua pihak. Itu tidak hanya manusia sendiri berdoa kepada Allah, tetapi itu adalah Roh berbaur dengan manusia, mengenakan insan, dan bersatu dengan manusia dalam doa. Secara luaran manusia berdoa, tetapi secara batiniah Roh itu berdoa. Ini berarti dua pihak menyatakan doa yang sama pada waktu yang sama. Harap diingat bahwa ini adalah doa yang dibicarakan dalam Kitab Suci. (Doa, hal. 18-19)


Berdoa Dalam Doa Sampai Tuhan Menyelesaikan Pekerjaan-Nya


Berdoa Dalam Doa

Yakobus 5:17 mengatakan, ”Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.” Secara hurufiah, bersungguh-sungguh berdoa adalah berdoa dalam doa. Ini menunjukkan bahwa doa dari Tuhan diberikan kepada Elia, yang dengannya ia berdoa. Ia tidak berdoa dalam perasaan, pikiran, maksud, atau selera, atau motivasi apapun, yang muncul dari keadaan atau situasi, untuk memenuhi tujuannya sendiri. Ia berdoa dalam doa yang diberikan kepadanya oleh Tuhan untuk menggenapkan kehendak-Nya (Yak. 5:17, cat. 1).

Dalam Roma 8:27, ada klausa yang mengatakan, ”Roh itu…sesuai dengan kehendak Allah…berdoa.” Ini berarti Roh Kudus berdoa dalam kita menurut Allah; itu adalah Allah berdoa dalam kita melalui Roh Kudus. Maka doa yang demikian pasti menyatakan maksud Allah seperti diri Allah sendiri.

Dengan gambaran ini kita bisa melihat bahwa doa yang sejati pasti akan membuat diri kita sepenuhnya berbaur dengan Allah. Kita akan menjadi seorang dari dua pihak, yaitu Allah berbaur dengan manusia. Ketika Anda berdoa, Dia sedang berdoa dan ketika Dia berdoa, Anda juga sedang berdoa. Ketika Dia  berdoa dalam Anda, Anda mengekspresikan doa secara luaran. Dia dan Anda adalah satu, di luar dan di dalam; Dia dan Anda berdoa dalam waktu yang sama. Pada waktu itu Anda dan Allah tidak bisa dipisahkan, telah berbaur menjadi satu. Akibatnya Anda tidak hanya bekerjasama dengan Allah, tetapi juga bekerja bersama dengan Allah sehingga Allah sendiri dan hasrat-Nya bisa dinyatakan melalui Anda, dengan demikian sepenuhnya merampungkan tujuan Allah. Inilah doa yang sejati yang diminta Alkitab kepada kita. (Doa, hal. 20)


Sampai Tuhan Menyelesaikan Pekerjaan-Nya

Kejadian 18 tidak berakhir dengan pembicaraan Abraham; itu berakhir dengan pembicaraan Allah. Ayat 33 mengatakan, ”Lalu pergilah Tuhan setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham” Catatan di sini adalah catatan doa syafaat Abraham. Tetapi tidak dikatakan Abraham menyelesaikan pembicaraannya; dikatakan Tuhan menyelesaikan pembicaraan-Nya. Doa syafaat yang tepat selalu merupakan pembicaraan Allah. Kelihatannya kita sedang berbicara, sesungguhnya Allah sedang berbicara di dalam pembicaraan kita.

Saya suka ayat yang mengatakan bahwa Tuhan pergi setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham. Banyak kali dalam doa kita, kita berkata “Amin” setelah kita selesai berbicara. “Amin” kita sama dengan selamat tinggal. Saya bisa bersaksi bahwa ratusan kali saya telah berkata selamat tinggal kepada Tuhan sebelum Dia selesai berbicara kepada saya. Saya berdoa sejangka waktu dan berkata ”Amin” yang berarti selamat tinggal. Tetapi jauh dalam roh saya, saya merasakan bahwa Allah sedang berkata, ”Apa yang sedang engkau lakukan? Aku belum selesai bicara denganmu. Mengapa kau tak bisa bertahan beberapa menit lagi?” Banyak di antara kita memiliki pengalaman seperti ini…Kita perlu tingal di hadirat Allah sampai Dia selesai berbicara kepada kita. Doa syafaat kita harus mengucapkan apa yang dibicarakan Allah. (Pelajaran-Hayat Kejadian, hal. 688).

Pembacaan lebih lanjut: Doa, Bab. 1;Pelajaran-Hayat Kejadian, Berita 51.


Fitur komentar ditutup.