Artikel

Artikel

Berbagai Aspek Pengalaman akan Kristus dalam Surat Filipi

Posted 31/12/2013 | 12:12

Pembacaan Alkitab: Flp. 1:5, 20-21; 2:5; 3:8; 4:13


Pokok dari Surat Filipi ialah mengalami Kristus. Dalam menulis surat ini Paulus tidak bermaksud menyajikan dok­trin. Jika diteliti dengan cermat, Surat Filipi tidak berkaitan dengan doktrin, melainkan dengan pengalaman akan Kristus. Walaupun kondisi kaum beriman di Filipi pada saat surat ini ditulis berbeda dengan kondisi kita dewasa ini, tetapi kita harus menganggap Surat Filipi juga ditulis untuk kita. Dalam situasi mereka saat itu, kaum ber­iman Filipi perlu mengalami Kristus, dan dalam situasi kita dewasa ini, kita semua terlebih pula perlu mengalami Dia.

Mengenai hal mengalami Kristus, tiap pasal Surat Filipi mencakup satu hal besar. Pertama, da­lam pasal 1 kita nampak diperbesarnya Kristus. Tak peduli bagaimana keadaan sekeliling tempat kita berada, kita ha­rus mengekspresikan Kristus sedemikian rupa sehingga kita dapat memperbesar Dia. Dalam 1:20 Paulus mengatakan, "Kristus dengan nyata diperbesar di dalam tubuhku" (Tl.), dan dalam 1:21 ia me­ngatakan, "Bagiku hidup adalah Kristus." Kedua pernyata­an ini mewakili konsepsi pokok dari keseluruhan surat ini. Dalam surat ini kita disuruh memperbesar Kristus dan memperhidupkan‑Nya. Memperbesar Kristus bukan hanya berarti mengekspresikan Dia, melainkan mengekspresikan Kristus dengan memperluas Dia.

Kita wajib memperbesar Kristus lewat memperhidupkan‑Nya secara riil dari hari ke hari. Kehidupan kita sehari‑hari harus merupakan satu ke­hidupan yang memperhidupkan Kristus. Ada ajaran‑ajaran etika tertentu menganjuri orang untuk hidup dengan budi pekerti yang khas. Tetapi, Surat Filipi tidak menyuruh kita hidup menurut etika atau pekerti tertentu, melainkan menurut Kristus. Kristus harus menjadi segala sesuatu da­lam kehidupan kita sehari‑hari, bahkan Ia harus menjadi pekerti‑pekerti, seperti kerendahan hati, kebaikan, dan lain­-lain.

Dalam pasal 2 Paulus memaparkan Kristus sebagai te­ladan kita. Segala sesuatu yang kita lakukan memerlukan satu teladan, model, atau contoh. Bahkan dalam mengalami dan menikmati Kristus pun kita perlu satu teladan. Teladan ini tidak lain ialah Kristus sendiri. Pasal 3 menunjukkan bahwa Kristus harus menjadi sa­saran kita, tujuan kita. Kita yang mengasihi dan mencari Tuhan bukanlah tanpa sasaran. Sasaran kita ialah Kristus sendiri. Dialah sasaran yang kita kejar. Terakhir, dalam pasal 4, Kristus adalah kekuatan kita. Dalam 4:13 Paulus mengatakan, "Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Kristus bukan hanya teladan dan sasaran, Dia juga kekuatan, tenaga, dinamo. Sebagai dinamo dalam batin kita, Dia menguatkan kita untuk memperhidupkan Dia, memperbe­sar Dia, dan mengejar Dia sebagai sasaran.

Dalam keempat pasal Surat Filipi ini kita nampak Kristus sebagai Persona yang diperhidupkan dan diperbesar. Kristus adalah teladan, sasaran, dan kekuatan dalam ba­tin. Surat yang membahas pengalaman akan Kristus ini mencakup empat hal besar: ekspresi, teladan, sasaran, dan kekuatan. Kita semua perlu mengalami Kristus secara em­pat rangkap ini.

Kaum beriman Filipi perlu mengalami Kristus agar dapat mengatasi pengaruh para penganut agama Yahudi. Kita pun perlu mengalami Kristus jika kita ingin meng­atasi pengaruh agamis yang kita hadapi dewasa ini. Kita perlu mengalami Kristus sedemikian rupa sehingga kita memperhidupkan Dia dan menerima Dia sebagai teladan, sasaran, dan kekuatan kita. Pengalaman akan Kristus yang sedemikian memungkinkan kita menga­lahkan semua hal yang di luar Kristus dan yang berlawanan dengan Kristus.

Melalui mengalami Kristus, kita juga akan memperoleh daya pembeda terhadap berbagai cara dari pemberitaan Kristus (1:9-11). Melalui mengalami Kristus kita menjadi peka dan bijaksana. Bila, kita mengalami Kristus, Ia akan menjadi pemahaman dan ke­bijaksanaan kita, dan daya pembeda untuk menembus isi hati orang lain. Dengan Kristus sebagai “sinar‑X” kita, tidak seorang pun dapat tersembunyi dari pemahaman kita. Kita semua memerlukan daya pembeda yang demikian.

Kita juga perlu mengalami Kristus agar kita dapat ber­partisipasi dalam memajukan Injil (1:27‑30). Melalui mengalami Kristus, kita sanggup mengambil bagian dalam perge­rakan Allah dalam ekonomi‑Nya. Sebenarnya, keseluruhan Surat Filipi merupakan definisi Injil. Injil adalah proklamasi gerakan Allah di bumi menurut ekonomi‑Nya. Ini berarti Injil adalah pemberitaan ekonomi Allah. Jadi, Injil mencakup masalah memperbesar Kristus dan memperhidupkan Kristus. Injil mencakup setiap aspek pengalaman akan Kristus yang di­bahas dalam surat ini. Bagi kaum beriman Filipi, berpartisipasi dengan Paulus dalam memajukan Injil berarti meng­ambil bagian dalam pergerakan ekonomi Allah di bumi.

Dalam 1:5 Paulus menga­takan tentang "persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini." Persekutuan di sini berarti partisipasi, komunikasi. Istilah Yunani yang sama ini diterjemahkan "menyumbangkan" (LAI) dalam Roma 15:26, dan "memberi bantuan" dalam Ibrani 13:16. Orang­-orang kudus di Filipi memiliki persekutuan dalam berita Injil, berpartisipasi dalam pemajuan berita Injil melalui mi­nistri Rasul Paulus. Partisipasi ini mencakup sumbangan keuangan mereka untuk rasul (4:10, 15‑16), yang mengha­silkan kemajuan dalam berita Injil. Persekutuan semacam ini, yang menjaga mereka dari sikap yang individualistis dan berbeda pendapat, menyiratkan bahwa mereka bersatu dengan Rasul Paulus dan dengan satu sama lain. Hal ini memberi dasar untuk pengalaman dan kenikmatan mereka akan Kristus, yang merupakan pokok dalam surat ini. Hi­dup yang mengalami dan menikmati Kristus adalah hidup dalam kemajuan berita Injil, hidup yang memberitakan Injil, bukan bersifat individualistis, melainkan bersifat kor­porat. Karena itu, ada persekutuan untuk kemajuan berita Injil. Semakin banyak persekutuan kita dalam kemajuan berita Injil, semakin banyak pula Kristus yang kita alami dan nikmati. Hal ini membunuh ego, ambisi, kesukaan, dan pilihan kita.

Ketika kaum beriman Filipi berpartisipasi dalam me­majukan Injil, dalam memajukan pergerakan Allah di bumi sesuai dengan ekonomi‑Nya, mereka beroleh bagian dalam anugerah bersama Paulus. Orang‑orang yang mengambil bagian dalam anugerah adalah mereka yang berpartisipasi dan menikmati Allah Tritunggal yang telah melalui proses sebagai anugerah. Rasul adalah orang yang demikian dalam membela dan meneguhkan Injil, dan orang‑orang kudus di Filipi menjadi para pengambil bagian bersama dengan dia dalam anugerah ini. Anugerah berarti Allah Tritunggal me­lalui berbagai proses menjadi kenikmatan kita. Dengan mempersekutukan diri ke dalam Injil bersama Paulus, maka orang‑orang Filipi telah menikmati anugerah terse­but. Menurut ungkapan bahasa Yunani, mereka mengambil bagian bersama dalam anugerah Paulus, menikmati anu­gerah yang Paulus nikmati.