Artikel

Artikel

Bangun Pagi dan Berseru

Posted 23/04/2013 | 12:04

"Pagi-pagi buta aku bangun dan berseru; aku berharap kepada firmanMu" (Tl.) (Mazmur 119:147)

LANGKAH PERTAMA PENYEGARAN PAGI – MENYERU NAMA TUHAN

Dari kehidupan tubuh manusia, kita bisa menemukan satu hukum, yaitu tubuh jasmaniah manusia kita ini perlu setiap hari mendapatkan suatu penyegaran. Setelah kita bangun pagi, seluruh tubuh kita perlu suatu penyegaran kembali. Kita perlu mencuci muka kita, agar setelah mencuci muka segala perasaan yang lembam juga tercuci hilang. Kemudian setelah mencuci muka, mencuci mulut, lalu melakukan satu pernafasan yang dalam, men­cuci paru-paru, setelah melakukan pencucian ini, seluruh diri ma­nusia kita terasa segar. Jika di pagi hari masih bisa mandi, me­miliki peredaran darah seluruh tubuh yang normal, maka seluruh diri kita terasa segar bugar! Semua ini menyatakan bahwa setiap pagi tubuh manusia perlu kembali mendapatkan pembaruan. Waktu pagi hari cepat berlalu, satu jam cepat lewat, karena itu firman Tuhan mengatakan, "Harus menebus waktu" (Ef. 5:16; Tl.). Waktu yang paling perlu ditebus dalam sehari ialah pagi hari sekitar jam enam sampai jam tujuh. Setiap detik dalam waktu-waktu ini sangatlah berharga. Kita harus menebusnya kembali.

Jika Anda benar-benar sibuk, lebih baik Anda mengurangi waktu untuk melatih tubuh Anda, dan lebih banyak menaruh waktu Anda untuk keperluan kerohanian. Ketika Paulus menulis surat kepada Timotius dan Titus, di sana tercantum keinginannya agar manusia melatih rohnya. Dalam 1 Timotius 4:7b dia menga­takan, "Latihlah dirimu beribadah." Latihan yang disinggung di sini sepertilah latihan olah raga. Kita harus dalam penghidupan se­hari-hari kita melatih roh kita, memperhidupkan Kristus. Dalam 2 Timotius 1:7 Paulus mengatakan, "Sebab Allah memberikan kepa­da kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban." Setiap bagian dalam roh kita sepertilah setiap anggota tubuh kita yang memerlukan latihan. Cara untuk melatih tubuh cukup banyak; ada orang yang mela­kukan senam, ada orang yang melakukan senam Aerobik, ada orang yang melakukan berjalan cepat, ada orang melakukan olah raga golf, ada yang jogging. Namun cara yang paling seder­hana untuk melatih roh adalah melalui menyeru nama Tuhan. Kita dapat belajar menyeru: "O, Tuhan Yesus!" Setiap orang telah belajar menyeru nama Tuhan, penyeruan sedemikian sangat baik, tetapi ini belum merupakan isi dari doa, masih merupakan pembuka kata dari doa. "O, Tuhan Yesus!" selanjutnya bagaimana? Kita tidak bisa hanya menyeru nama Tuhan tetapi tidak berdoa; hanya memiliki pembukaan tetapi tanpa isi. Setelah menyeru nama Tuhan, selanjutnya masih harus berbicara kepada Tuhan. Kita boleh berkata kepada Tuhan, "Ya Tuhan Yesus, aku cinta kepada-Mu! Aku mau hidup bagi-Mu!" Langkah pertama melatih roh adalah berdoa, yaitu berbicara kepada Tuhan.

Banyak orang ketika berdoa, sangat mungkin berada di dalam otak atau di dalam pikiran mereka. Di dalam pikiran ber­bicara atau berdoa kepada Tuhan adalah melatih otak. Berdoa melatih roh berbeda dengan berdoa melatih otak. Anda menyeru Tuhan Yesus dan berkata kepada Tuhan, bahwa Anda mau mengasihi Tuhan, mau hidup bagi Dia. Doa Anda ini membuat roh Anda terbangunkan, semakin Anda berbicara, roh Anda semakin membubung. Tetapi hati-hatilah, jangan setelah berbicara sejenak Anda kembali berputar ke dalam otak Anda. Kalau Anda berputar ke dalam otak, harus segera mendapatkan satu peringatan, se­pertilah lampu lalu lintas di jalanan; saat ini Anda harus segera menyeru Tuhan Yesus, kembali ke dalam roh, berbicara di dalam roh. Karena itu berdoa adalah langkah pertama melatih roh.

Bukan hanya kaum saleh Perjanjian Baru yang menyeru nama Tuhan, bahkan pada zaman kuno, orang yang membuat mazmur pada Perjanjian Lama juga menyeru Tuhan. Dalam Maz­mur 119:147 Daud berkata, "Pagi-pagi buta aku bangun dan ber­seru; aku berharap kepada firman-Mu" (Tl.). Berseru yang dikata­kan di sini adalah berseru kepada Tuhan: "Ya Tuhan!" Berseru yang dikatakan di sini juga adalah berdoa, berbicara kepada Tuhan. Jadi berseru di sini mencakup arti berseru dan berdoa kepada Tuhan. Kita tidak bisa hanya berseru, tetapi tidak mengutarakan se­suatu kepada Tuhan. Semakin banyak berbicara kepada Tuhan, mengutarakan sesuatu kepada Tuhan, makin baik. Berseru dan mengutarakan kepada Tuhan sepertilah melakukan pernafasan da­lam-dalam. Anda mengutarakan apa yang di dalam Anda, itu seperti menghembuskan nafas; dan Anda menerima kasih karunia dari Tu­han itu sepertilah menghirup. Anda menghembuskan karbondioksida, kemu­dian menghidup udara segar dari Allah. Dalam metabolisme se­demikian, tanpa disadari, di dalam kita bersih, seluruh diri kita juga menjadi sehat.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Makanan Rohani Sehari-hari.


Fitur komentar ditutup.