Artikel

Artikel

Bagaimana Mendapat Peristirahatan?

Posted 23/04/2013 | 12:04

Banyak orang mencari peristirahatan. Kita sangat menantikan akhir hari, akhir pekan dan bahkan hari-hari libur. Tetapi meskipun tubuh kita beristirahat secara fisik, pikiran dan hati kita sering kali tidak beristirahat. Dan kemudian, pada hari Senin, kita harus kembali ke sekolah atau pekerjaan kita. Bagaimana kita dapat menemukan peristirahatan sejati, kepuasan yang lengkap dan kenikmatan yang penuh?

Orang pertama yang mencari peristirahatan adalah diri Allah sendiri. Allah beristirahat adalah suatu hal yang besar. Dia beristirahat bukan karena Dia lelah, tetapi karena Dia telah menemukan kepuasan dengan pekerjaan-Nya. Apa yang membawa perisitirahatan kepada Allah? Apa yang memberikan kepuasan yang sedemikian? Selama enam hari penciptaan Allah menciptakan terang, udara, rumput, tumbuh-tumbuhan, dan pepohonan; Ia menciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang; dan Ia menciptakan ikan, burung-burung, dan semua binatang. Meskipun Allah melihat bahwa semua hal ini "baik", Ia tidak menemukan peristirahatan. Hanya ketika Allah menciptakan manusia dalam gambar-Nya dan kuasa-Nya (Kej. 1:26), Ia melihat segala sesuatu yang telah Ia buat adalah "sangat baik" (Kej. 1:31). Akhirnya, Allah dipuaskan dan beristirahat dari segala pekerjaan-Nya (Kej. 2:2-3).

Ketika Allah menciptakan manusia, Dia tidak mengeluarkan suatu daftar apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh manusia. Sebaliknya, Ia dengan sederhana berbicara kepadanya tentang makan (Kej. 1:29). Dengan cara ini, manusia juga dibawa ke dalam peristirahatan, kepuasan, dan kenikmatan dalam Eden (Kej. 2:8). Allah mendapatkan dalam manusia hayat untuk mengekspresikan-Nya dan mewakili-Nya dan manusia mendapatkan Allah sebagai persediaan, perlindungan dan hiburannya. 

Namun, musuh Allah Iblis mencobai manusia dan manusia jatuh (Kejadian 3). Ketika jatuh, manusia kehilangan Allah dan berikut persediaan, perlindungan dan hiburan Allah. Akibatnya, manusia mulai takut kemiskinan, bahaya, dan kebosanan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan bertahan hidup, manusia menggunakan kekuatannya sendiri dan merancangan sarana suplai, perlindungan dan hiburan (Kej. 4:1, 20-22). 

Ini masih situasi kita hari ini. Iblis telah membentuk sebuah sistem dunia untuk menggantikan Allah dan menduduki diri kita. Hari demi hari kita bekerja dan berjerih lelah dengan sia-sia. Meskipun kita peristirahatan dan kepuasan, apa yang kita temukan di dalam dunia cepat berlalu, rapuh dan dangkal (Ef. 2:12). Meskipun kita mencari kenikmatan dan hiburan, sebenarnya kita sedang mengejar bayangan dan menangkap angin (Pkh. 1:2, 17). Kita tidak dapat beristirahat dalam apa yang tidak dapat memuaskan kita; hanya saat kita mendapatkan apa yang benar-benar memuaskan kita, barulah kita menemukan peristirahatan.

Yesus Kristus adalah satu-satunya Pribadi yang dapat memberikan peristirahatan yang sejati. Dia berkata, "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat. 11:28). Hanya Dia yang dapat memuaskan kita. Dia adalah Allah yang lengkap dan manusia yang sempurna. Dia menempuh hidup manusia yang sejati dan mati untuk menghapus dosa-dosa dunia. Dia bangkit agar kita dapat menerima Dia sebagai hayat kita. Peristirahatan yang Dia berikan membebaskan kita dari jerih payah dan beban di bawah hukum, agama, pekerjaan atau tanggung jawab apa pun. Peristirahatan yang Dia berikan adalah Allah sendiri sebagai damai sejahtera yang sempurna dan kepuasan yang penuh.

Tuhan Yesus sedang memanggil Anda untuk datang kepada-Nya dan menemukan peristirahatan yang sejati. Bukalah hati kepada-Nya dan berdoa:

"Tuhan Yesus, aku perlu Engkau.
Aku mengaku bahwa aku telah mencoba banyak hal.
Tuhan Yesus, aku datang kepada-Mu.
Terima kasih karena mati bagiku.
Aku menerima Engkau sebagai peristirahatanku, kepuasanku,
kenikmatanku, dan segala sesuatuku."
 
Sumber: www.truthquestions.org.uk, "How Can I Rest?"


Fitur komentar ditutup.