Artikel

Artikel

Apakah Kebenaran?

Posted 20/11/2012 | 12:11

Istilah “kebenaran” umunya diartikan sebagai suatu pernyataan yang benar. Namun kamus juga mendefinisikan kebenaran sebagai keabsahan atau perwujudan dari suatu pernyataan yang benar. Misalnya, “Aku mempunyai sebuah komputer” adalah pernyataan yang benar, dan komputerku adalah keabsahan atau perwujudan dari pernyataan tersebut. Jadi pernyataan tersebut adalah kebenaran dan komputerku itu adalah realitas dari kebenaran itu.

Dunia penuh dengan pernyataan yang benar berserta perwujudan realitasnya, tetapi banyak di antaranya yang bersifat sementara. “Aku mempunyai sebuah komputer” tidak dapat benar selamanya. Suatu hari saya mungkin tidak memilikinya lagi, karena itu pernyataan ini bukanlah suatu kebenaran yang kekal.

Ada satu contoh kebenaran yang lain, yaitu hukum ilmiah dan matematis dan prinsip-prinsip. Kebenaran inilah yang dicari para ilmuwan dan ahli matematika. Kebenaran semacam ini memang berguna dan membantu dalam dunia fisik, namun inipun tetap berhubungan dengan hal yang bersifat sementara.

Banyak orang yang pekerjaannya membedakan atau membuktikan pernyataan-pernyataan yang dianggap benar. Banyak pernyataan yang tidak benar dan dusta dalam setiap bidang kehidupan, termasuk bidang politik, pengadilan, keluarga, dan sebagainya. Jadi, orang-orang mencoba memeriksa dan menguji pernyataan-pernyataan tersebut untuk menegaskan kebenaran atau mengoreksi kekeliruan dan menyingkapkan kebohongan. Ini diperlukan bagi kebaikan masyarakat, tetapi kebenaran yang mereka cari ini juga bersifat sementara, tidak kekal. Yang ingin kita cari adalah kebenaran yang kekal dan pengalaman atas kebenaran-kebenaran tersebut sampai hidup kita terpenuhi oleh kebenaran itu sekarang dan sampai selamanya. Kita tidak seharusnya mencari kebenaran-kebenaran yang bersifat sementara saja, melainkan mencari pernyataan kebenaran yang kekal dengan perwujudan realitas-realitas dan berusaha memilikinya sekarang. Apakah kebenaran dan perwujudan realitas itu?

Alkitab Mewahyukan Kebenaran

Alkitab, Firman Allah, kitab kebenaran, terang yang memandu umat manusia selama 3.500 tahun, buku yang paling banyak diterjemahkan (ke dalam lebih dari 1.900 bahasa), buku yang paling laris sepanjang masa (dicetak lebih dari 500.000.000 jilid setiap tahun), memberitahu kita bahwa Allah Bapa adalah kebenaran, Kristus Putra adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran (Yoh. 17:17; Mzm. 119:130; Yoh. 1:1, 14). Kita mencari kebenaran-kebenaran yang kekal ini.

Allah Bapa Adalah Sumber Kebenaran

Pertama, Alkitab mengatakan Allah Bapa adalah kebenaran. Hanya Allahlah realitas dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia. Allah adalah sumber segala makhluk ciptaan. Allah itu kasih, terang, kudus, dan benar (1 Yoh. 4:16; 1:5; 1 Pet. 1:16; 2 Pet. 1:1). Pekerti-pekerti ilahi ini adalah realitas dan sumber dari pekerti manusia yang tidak lebih dari bayangan. Tanpa Allah, manusia tidak memiliki realitas dan terpisah dari hayatNya. Kebenaran apa saja yang dimiliki manusia di dalam dirinya bukanlah kebenaran di hadapan Allah. Apapun yang dipikirkan sebagai kebenaran oleh manusia hanyalah bersifat sementara atau menipu dirinya sendiri, belum lagi menyebutkan segala kebohongan yang telah dikatakan dan ditempuh dalam hidup manusia. Allah adalah satu-satunya realitas yang kekal. Dia adalah kebenaran dan perwujudan dari kebenaran itu. 

Kristus Adalah Perwujudan Kebenaran

Kedua, Alkitab menunjukkan bahwa Kristus sang Putra adalah kebenaran. Dialah satu-satunya Yang memenuhi syarat untuk berkata, dan Ia sudah berkata, “Akulah kebenaran” (Yoh 14:6). Dia adalah kebenaran karena Dia adalah perwujudan Allah (Kol. 2:9). Segala hakiki Allah, milik Allah, dan yang sudah dirampungkan Allah tercakup di dalam Kristus Sang Putra. Allah Bapa ada di dalam Dia, dan Dia ada di dalam Allah Bapa (Yoh. 14:10). Keduanya berbeda tetapi tidak pernah terpisah. Dia sama kekalnya seperti Bapa, karena Dia adalah Allah. Itulah sebabnya Dia juga disebut Bapa kekal (Yes. 9:5). Ketika orang melihat Kristus sang Putra, dia melihat Allah Bapa (Yoh. 14:9). Salah satu nama Kristus adalah Yesus, yang berarti Allah penyelamat kita (Mat. 1:21). Nama lain-Nya adalah Imanuel, yang berarti Allah beserta kita (Mat. 1:23).
Kristus mengasihi manusia sepenuhnya dengan kasih yang kekal (Yoh. 13:1), karena Allah pengasih ada di dalam-Nya sebagai realitas kasih. Dia tidak hanya menjamu dan menyembuhkan musuh-musuhNya yang tidak benar dan tidak ibadah, bahkan mati karena dosa-dosa mereka. Dia masih berdoa bagi manusia ketika Dia disalibkan oleh manusia dan untuk manusia (Luk. 23:34).
Dia adalah terang yang memandu dan menerangi manusia yang berada di bawah perhambaan, supaya manusia bisa dilepaskan dari kerajaan kegelapan Satan ke dalam kerajaan terang Allah (Mat. 4:16; Kis. 26:18). Ini dikarenakan Allah yang bercahaya ada di dalam-Nya sebagai realitas terang.
Dia itu kudus dan tidak bercacat walaupun Dia hidup di dalam dunia yang tercemar (Ibr. 7:26). Ini dikarenakan Allah yang kudus ada di dalam-Nya menjadi realitas kekudusan-Nya. Walaupun Dia dicobai oleh semua orang dan segala hal yang ada di sekitar-Nya, Dia tidak berdosa dan tetap mutlak murni bagi Allah (Ibr. 4:15). Dia adil dalam segala hal (1 Yoh. 2:1) karena Allah yang adil adalah realitas keadilan-Nya. Dia benar terhadap Allah, keluarga-Nya, orang-orang, pemerintah, dan bahkan terhadap Iblis dan setan-setan.  
Tidak pernah ada manusia yang begitu pengasih, terang, kudus, dan benar seperti yang Satu ini, yang memiliki Allah di dalam-Nya sebagai realitas-Nya. Karena itu Kristus sang Putra adalah realitas. Pontius Pilatus, gubernur Kekaisaran Romawi yang mengadili-Nya, bertanya kepada-Nya, “Apakah kebenaran itu?” Ini dikarenakan ia tidak tahu bahwa Kristus adalah kebenaran. Kristus sang Putra bukan hanya menempuh hidup yang mengekspresikan Allah sebagai realitas-Nya, Dia juga mati bagi manusia yang terperangkap di dalam kehampaan (Rm. 8:20; Ef. 2:12; 4:18). Dia bangkit menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45) untuk memberikan hayat dan realitas kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.

Roh Realitas Membuat Allah Riil Bagi Manusia

Ketiga, Alkitab menyebut Roh Kudus sebagai Roh realitas (Yoh. 15:26; 14:26; 16:13). Roh itu bukanlah sesuatu yang terpisah dari Allah Bapa dan Kristus sang Putra. Allah itu Roh dan Kristus menjadi Roh. Allah Bapa terwujud dalam Kristus sang Putra. Semua yang telah dirampungkan Kristus sang Putra tercakup di dalam Roh. Roh itu berasal dari Bapa dan Putra. Ketika Anda menyebut nama Kristus sang Putra, “Tuhan Yesus Kristus,” Anda mendapatkan Roh realitas. Ketika Dia datang kepada Anda, Dia membawakan Anda semua realitas ilahi Bapa dan Putra.
Kita ingin mengenal kebenaran mengenai semua hakiki Allah, semua yang telah dirampungkan Kristus, dan semua aspek Roh itu bagi kita. Kita juga ingin mengalami segala realitas ilahi sehingga kita bisa menjadi orang-orang yang tidak hidup berdasarkan kebenaran yang sementara, atau lebih buruk lagi hidup berdasarkan kebohongan dan kesalahan. Sehingga kita tidak lagi diselewengkan dan diperhamba oleh kepuasaan sementara dan kenikmatan jasmaniah, tetapi penuh dengan kebenaran kekal dan realitas ilahi.

Firman Mewahyukan dan Menyalurkan Kebenaran

Firman Allah yang terdapat dalam Alkitab juga adalah realitas, karena ia tidak hanya mewahyukan Allah di dalam Kristus sebagai Roh itu menjadi kebenaran kekal dan realitas ilahi, tetapi juga menyalurkan Allah, realitas ilahi, ke dalam semua orang yang percaya. Yesus berkata, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh.6:63b). ketika mendengar firman dan berdoa berdasarkan firman itu (Ef. 6:17-18), kita menerima realitas rohani yang diwahyukan oleh firman itu. Dengan demikian, kita menerima pembagian Allah Sang realitas itu ke dalam kita untuk mengubah diri kita menjadi serupa dengan-Nya. Misalnya, ketika Dia menuntut Anda harus “mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri” (Mat.22:39), perkataan yang menuntut ini juga menyuplaikan Allah yang adalah kasih dan yang telah mengasihi sesama-Nya seperti diri-Nya kepada Anda. Satu-satunya jalan Anda untuk mengalami suplaian ini adalah dengan berdoa menggunakan firman itu, "Tuhan Yesus, aku bukan dan tidak dapat mengasihi siapapun seperti mengasihi diri sendiri, tetapi Engkau bisa. Tuhan, aku perlu Engkau. Masuklah ke dalamku. Penuhilah aku dengan diri-Mu yang pengasih dan kasihilah sesamaku di dalam diriku. Terima kasih, Tuhan Yesus." Anda dapat berdoa dengan firman Allah sedemikian untuk menerima Allah sebagai realitas Anda.

Cara Menerima Kebenaran sebagai Realitas

Yang Anda perlukan adalah berdoa, “Tuhan Yesus, aku lelah menempuh hidup dalam kehampaan yang penuh dosa ini. Aku ingin mengenal-Mu sebagai realitas yang kekal. Terima kasih, Tuhan, karena Engkau mati bagi dosa-dosaku dan bangkit untuk memberiku hayat. Tunjukkanlah diri-Mu dengan riil kepadaku sekarang.” Kemudian, Dia sebagai Roh itu dapat masuk ke dalam Anda menjadi hayat Anda dan membagikan ke dalam Anda segala realitas ilahi Allah. Setelah itu, Allah bisa hidup di dalam Anda, dan Anda bisa hidup di dalam segala realitas ilahi Allah dengan segala kemurnian dalam hidup Anda sehari-hari sebagai manusia di bumi.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Traktat no. 5 dalam seri Pertanyaan-pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Tentang Allah, "Apakah Kebenaran?"




Fitur komentar ditutup.