Artikel

Artikel

Amy Wilson Carmichael

Posted 14/01/2013 | 12:01

Amy Wilson Carmichael (16 Desember 1867- 18 Januari 1951) adalah seorang misionaris Protestan di India yang membuka asrama bagi anak-anak yatim piatu dan mendirikan misinya di Dohnavur. Amy melayani di India selama 55 tahun tanpa henti, dan menulis banyak buku tentang pekerjaan misionaris di sana.

Amy Wilson Carmichael lahir di desa kecil di Millisle, County Down, Irlandia. Orang tuanya adalah orang Kristen yang taat. Amy adalah anak sulung di antara 7 bersaudara. Ayah Amy meninggal dunia saat ia berusia 5 tahun. Di masa kecilnya Amy sering berdoa kepada Yesus untuk mengubah warna matanya dari coklat ke biru, tetapi ia kecewa sebab warna matanya tidak pernah berubah. Setelah ia dewasa, ia baru menyadari bahwa karena warna mata orang India itu coklat, ia akan menemui lebih banyak kesulitan untuk diterima oleh mereka bila warna matanya biru. Dalam banyak hal, Amy sepertinya tidak cocok untuk pelayanan misionaris. Ia adalah penderita neuralgia, sejenis penyakit syaraf yang membuat seluruh tubuhnya lemah dan gatal-gatal, yang terkadang memaksa dia berbaring di ranjang untuk beberapa minggu.

Pada tahun 1887, Amy mendengar tentang kehidupan misionaris dari Hudson Taylor di Keswick Convention. Dari sanalah ia yakin bawa ia terpanggil untuk pekerjaan misi. Amy memulai perjalanannya dari London ke Jepang dengan kapal laut selama 15 bulan. Kemudian ia melanjutkan berlayar ke Ceylon (Sri Lanka) dan melayani untuk waktu yang singkat di sana. Setelah itu, ia memutuskan untuk menetap di India. Di India, Amy banyak melayani anak-anak gadis kuil yang mana mereka telah diabdikan pada dewa-dewa dan mereka dipaksa untuk melakukan prostitusi untuk mendapatkan uang bagi imam-imam kuil, yang disebut Devasi. Melalui pelayanannya banyak gadis muda yang diselamatkan dari dunia prostitusi. Ketika anak-anak itu ditanya, apa yang menyebabkan mereka berpaling ke Amy, jawaban mereka: “Karena cinta, Amy mencintai kami.” Pelayanan Amy menyelamatkan lebih dari seribu anak yang malang. Awal pelayanannya ini dimulai dengan menyelamatkan seorang anak kuil bernama Preena, yang dipaksa menjadi pelayan kuil. Preena melarikan diri ke Amy, dan Amy melindungi Preena dari penduduk lokal yang memintanya kembali. Kejadian serupa sering terjadi.

Dalam usahanya untuk melayani orang India, Amy berpakaian layaknya orang India. Ia pun mengecat warna kulitnya dengan kopi hitam dan berjalan kaki jarak jauh di bawah teriknya matahari, melewati jalanan berdebu hanya demi menyelamatkan satu anak dari penderitaan. Suatu kali Amy menerima surat dari seorang gadis muda yang tengah mempertimbangkan untuk menjadi misionaris. Gadis itu bertanya, “Seperti apa kehidupan misionaris?” Amy menulis balik dan menjawab dengan singkat, “Kehidupan misionaris adalah sebuah kesempatan untuk mati.”

Pada tahun 1931, Amy terluka parah akibat jatuh, yang membuatnya harus terbaring di ranjang hingga akhir hayatnya. Dia wafat di India pada tahun 1951 di usia 83 tahun. Ia meminta agar tidak ada batu nisan diletakkan di atas makamnya, sebagai gantinya, ia meminta anak-anak yang ia layani menggoreskan tulisan di atas makamnya “Amma”, yang artinya ibu dalam bahasa Tamil. Dalam biografinya, terdapat salah satu kutipan dari perkataannya: “Seseorang dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi seorang yang lain tidak dapat mengasihi tanpa memberi.” Pelayanan misinya telah menginspirasi banyak orang untuk terjun ke jalan yang sama.

Salah satu kidung terbaik yang pernah ia tulis adalah Kidung # 467 (“Mengapa Kau Tak Luka).

K. # 467 : Jalan Salib - Mengikuti Jalan Tuhan

1. M'ngapa kau tak luka? Tia-da bekas luka di lambungmu?
Namamu justru makin ter-masyhur, m'reka malah memuji sinarmu?
M'ngapa tia-da luka?

2. M'ngapa kau tak luka? Ku tersiksa, digantung di salib,
Sekeliling kejam, tak simpatik, Ku disesah, dipaku, di-lu-kai,
M'ngapa tia-da luka?

3. M'ngapa kau tak luka? Hamba tak lebih tinggi Tu-an-nya,
Guru dipermalu, murid tidak? Engkau lancar, utuh, tak cidera!
M'ngapa tia-da luka?

4. M'ngapa kau tak luka? Bagi-Ku m'reka di-i-kat orang,
B'lenggu, penjara, dibakar, di-buang, atau mati diterkam binatang,
M'ngapa tia-da luka?

5. M'ngapa kau tak luka? Aku di-in-jak, dicerca orang,
Mereka dibenci, dipukuli, tapi kau tent'ram tak kekurangan,
Engkau tia-da luka?

6. Engkau tia-da luka! Apakah kau takluk pada du-nia.
Takut diri menderita rugi, ikut ja-uh tidak jernih?  
Maka tia-da luka?

7. M'ngapa kau tak luka? Tidak penat, malah nyaman nikmat?
Adakah yang se-tia, dapat upah, yang mutlak ikuti Anak Domba,
Tapi tia-da luka?


Fitur komentar ditutup.